Dahulu saya sangat bangga dengan prinsip hidup saya: “Kalau kamu baik terhadap saya, saya akan lebih baik lagi terhadap kamu. Tapi, kalau kamu jahat terhadap saya, saya bisa lebih jahat terhadap kamu.” Saya berpikir itulah asas yang adil. Kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas kejahatan.
Tak hanya itu, saya juga mudah mendendam. “Jangan coba-coba menyakiti saya, karena saya tidak akan pernah mengampuni kamu. Sampai kapan pun, saya takkan melupakan perbuatanmu kepada saya.”
Mungkin saat ini Anda punya pemikiran serupa seperti halnya saya yang dulu. Namun, apakah prinsip hidup dan perilaku demikian sesuai dengan firman Tuhan? Apa yang harus kita perbuat terhadap orang-orang yang menyakiti kita?
Faktanya: Mengasihi Memang Tidak Mudah
Harus diakui, mengasihi orang yang telah menyakiti kita bukanlah hal mudah. Jangankan mengasihi, untuk mengampuni saja belum tentu kita bersedia. Kebanyakan dari kita memilih untuk membenci dan mendendam. Bahkan, ada yang nekad melakukan pembalasan dengan cara-cara jahat, entah lewat tindakan atau ilmu hitam supaya dapat menyakiti orang yang bersangkutan.
Masalahnya, apa upah yang Anda peroleh setelah berhasil membalas orang tersebut? Apakah hidup Anda menjadi lebih tentram dan bahagia?
Sebelum Anda berpikir untuk melakukannya, cobalah renungkan tiga hal di bawah ini:
Tetap Mengasihi
“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” – Lukas 6:27-28
Apa yang Yesus ajarkan sungguh berbeda dengan yang diajarkan dunia. Dulu, setiap kali membaca ayat di atas, saya berpikir betapa mustahilnya hal ini untuk dilakukan. Wejangan-wejangan Yesus yang lain masih bisa saya terima. Namun, ajaran-Nya untuk mengasihi musuh, orang yang telah membenci, menghina, dan menyakiti saya, rasanya konyol dan tidak masuk akal.
Di luar dugaan, ketika saya mengambil keputusan untuk tunduk dan taat kepada perintah Tuhan, saya merasakan kelegaan yang luar biasa. Memang, hubungan kami tidak pernah sama lagi, dan orang tersebut masih tidak bertegur sapa dengan saya. Namun, saya berhasil mengalahkan kebencian dalam hati saya—dan itu sebuah kemenangan yang indah! Untuk pertama kalinya, saya melakukan hal benar, yang Tuhan inginkan, ketimbang mengikuti kata hati untuk menuntut balas.
Ajaran Yesus tentang hal ini sederhana: kasihi mereka, berbuat baiklah, berkati dan doakan orang-orang yang menyakiti Anda. Dengan balas mengasihi, Anda justru memperoleh sesuatu yang lebih indah dan berharga bagi diri sendiri, dibandingkan apa yang Anda dapatkan dari pembalasan dendam. Niscaya, Anda bisa melakukannya.
Jangan Mengharap Balasan
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.”
– Lukas 6:33-35
Apa yang membuat Anda merasa tersakiti? Kalau mau jujur, bukankah itu karena Anda memiliki pengharapan tertentu terhadap orang tersebut? Anda berharap ia akan memperlakukan Anda sebaik Anda memperlakukan dirinya.
Atau, Anda berharap usaha Anda, perjuangan Anda, atau kebaikan Anda dihargai, tetapi semuanya dianggap tak berarti di mata orang tersebut. Bisa jadi juga, Anda punya ekspektasi bahwa ia akan mengasihi dan menerima Anda karena Anda sudah memenuhi keinginannya atau memberikan apa yang ia minta. Kemungkinan lain, orang yang Anda harapkan menjadi dewa penolong, ternyata malah mencelakai Anda.
Apa pun alasan Anda membenci dan mendendam pada orang yang menyakiti Anda, sesungguhnya Anda tersakiti karena Anda mengharapkan balasan darinya—rasa hormat, terima kasih, penghargaan, penerimaan, kasih sayang, pertolongan, dan semacamnya.
Yesus mengajarkan kita untuk tidak mengharap balasan. Ketika kita berbuat baik tetapi dibalas dengan kejahatan, jangan marah, merasa tidak terima, atau ingin membuat perhitungan sendiri. Orang yang tidak mengenal Tuhan pun, seorang pendosa atau penjahat paling sadis pun akan melakukan hal seperti itu. Jadi, apa bedanya kita sebagai orang Kristen dengan orang-orang tersebut?
Apakah upah dari perbuatan yang menginginkan pamrih? Tidak ada. Karena, Tuhan tidak memperhitungan kebaikan yang mengharapkan balasan.
Lawan Kebencian dengan Kasih
Jika Anda fokus pada perilaku orang yang menyakiti Anda, kata-katanya, kejahatannya, hinaannya, atau kekejamannya, Anda akan sulit mengasihinya. Anda boleh benci dosanya, tapi jangan membenci orangnya.
Menyimpan kebencian hanya akan membuat Anda menderita. Ketika Anda disakiti lalu membalas menyakiti, Anda tidak akan pernah puas. Hidup Anda dikuasai dendam, sakit hati, dan kemarahan. Anda tidak merasakan damai sejahtera.
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. – Amsal 10:12
Salah satu cara untuk mengasihi adalah dengan mengatakan kebenaran dalam kasih. Mungkin ini bukanlah hal yang mudah, tetapi harus Anda lakukan. Hal apa yang membuat Anda membenci orang tersebut? Apakah ada masalah yang belum diselesaikan? Jika kita hanya mengabaikannya dan tidak membereskan, mungkin seiring berjalannya waktu, rasa benci Anda bisa terkikis. Namun, ketika Anda kembali berkomunikasi dan jika suatu hari Anda memiliki konflik lagi dengan orang tersebut, kepahitan tersebut akan muncul dan bahkan semakin bertambah.
Tanyakan bagaimana perasaan dia, dimana letak kesalahan Anda, dan selesaikan masalah tersebut. Cari tahu bagaimana Anda mengatakan kebenaran dalam kasih melalui link berikut. Dengan melakukan hal itu, hubungan Anda dengan dia pun bisa menjadi jauh lebih baik.
Instead, speaking the truth in love, we will grow to become in every respect the mature body of him who is the head, that is, Christ. (Efesus 4:15 – NIV)
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. – 1 Petrus 4:8
Yesus ingin kita mengasihi mereka yang menyakiti kita agar kita mendapatkan kelegaan, kemenangan, dan rasa damai. Dan rasa damai itu muncul dari ketaatan kita. Mari sama-sama belajar mengasihi musuh kita dan melawan kebencian dengan kasih. Tuhan memberkati!
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Menjadi Orang yang Berkenan di Hati Tuhan
Video inspirasi:
Last modified: Jul 7