Tak pernah terbayangkan di benak saya, bahwa suatu hari orang tua saya akan menua dan tak lagi sekuat dulu. Mereka mengalami banyak kemunduran, mulai dari hal penglihatan, pendengaran, hingga kesehatan. Meskipun tahu bahwa suatu hari nanti orang tua saya akan kembali kepada Sang Pencipta, saya tetap belum siap menghadapi fase ini.
Di sisi lain, mengasihi orang tua yang telah lanjut usia merupakan tantangan tersendiri. Bagi kita sebagai anak, hal ini tidak mudah, karena kini kita harus ganti merawat orang tua. Bagi ayah dan ibu kita, ini tentunya juga tidak mudah, karena mereka tidak ingin menjadi beban bagi anak-anak mereka.
Nah, apa sajakah yang bisa kita lakukan untuk mengasihi orang tua yang lanjut usia?
Hormati Orang Tua Anda Dulu, Sekarang, dan Nanti
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. – Efesus 6:1-3
Ketika Tuhan memerintahkan kita untuk menghormati orang tua, artinya kita harus mengasihi, menghargai, dan menghormati mereka dengan segenap hati. Kita harus mendengarkan mereka dengan saksama, serta dengan tulus menaati mereka di dalam Tuhan.
Sekalipun kita telah dewasa, kita harus tetap melakukan semua itu, bahkan lebih mengasihi mereka lagi saat ini. Apalagi, kita telah mengenal Tuhan dan mengerti perintah-Nya, yaitu menaati dan menghormati orang tua kita.
Ada suatu masa ketika saya kecil, setiap malam sebelum tidur, saya berdoa agar Tuhan tidak mengambil ibu saya, sebelum Dia memanggil saya. Ini karena saya tidak ingin kehilangan ibu saya. Saya juga sangat mengagumi ayah saya, seorang pekerja keras yang ulet, pantang menyerah, dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Sedemikian kagumnya saya pada ayah saya, sempat tebersit dalam pikiran saya, untuk kelak memiliki suami seperti beliau.
Namun, seiring waktu, ketika roda kehidupan berputar dan ayah-ibu saya mulai menua, saya kehilangan perasaan-perasaan tersebut.
Rasa Hormat yang Terkikis
Terkadang, rasa hormat dan kagum kita terhadap orang tua hanya berlangsung ketika kita masih muda. Memasuki usia dewasa, tanpa sadar, saya tidak lagi menghormati dan menaati ayah-ibu saya dengan segenap hati. Acap kali saya menganggap nasihati ibu saya ketinggalan zaman dan pemikirannya sungguh kolot. Jadi, saya hanya mendengarkan beliau dengan setengah hati.
Setelah dewasa, kita menjadi terlalu kritis terhadap orang tua kita, atau terlalu sombong untuk menghormati mereka. Kita merasa lebih tahu, pandai, maju, melek teknologi, dan lebih sukses daripada ayah-ibu. Kita merasa berkuasa karena kini kitalah yang ganti membiayai kehidupan mereka.
Dan lupa bahwa semua yang didapatkan saat ini adalah hasil kerja keras dan perjuangan orang tua. Merekalah yang dahulu menyediakan pendidikan yang bagus dan mempersiapkan masa depan kita, terkadang dengan mengabaikan kepentingan mereka sendiri.
Hormati Orang Tua Anda karena Haruslah Demikian
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. – Efesus 6:1
Firman Tuhan mengajarkan anak untuk menaati dan menghormati orang tuanya, karena haruslah demikian. Bukan karena kebaikan mereka atau apa yang telah mereka lakukan. Bahkan, ini tetap kita lakukan sekalipun mereka tidak menjalankan peran sebagai orang tua yang baik. Kendati dahulu mereka suka memukul, melontarkan kata-kata abusive, pernah menyerahkan kita ke keluarga lain untuk diurus, tidak membiayai hidup kita, kita harus tetap menghormati mereka.
Jangan pula karena situasi yang berubah, rasa hormat kita menjadi berkurang. Misalnya, karena mereka kini sudah tua, tak lagi mampu melakukan banyak hal, atau sakit-sakitan, kita merasa diri lebih hebat. Segenap kesuksesan dan pencapaian kita membuat kita merasa berhak menyombongkan diri, sehingga tak perlu lagi menaruh rasa hormat kepada orang tua.
“Apabila seseorang mempunyai anak laki-laki yang degil dan membangkang, yang tidak mau mendengarkan perkataan ayahnya dan ibunya, dan walaupun mereka menghajar dia, tidak juga ia mendengarkan mereka, maka haruslah ayahnya dan ibunya memegang dia dan membawa dia keluar kepada para tua-tua kotanya di pintu gerbang tempat kediamannya, dan harus berkata kepada para tua-tua kotanya: Anak kami ini degil dan membangkang, ia tidak mau mendengarkan perkataan kami, ia seorang pelahap dan peminum.
“Maka haruslah semua orang sekotanya melempari anak itu dengan batu, sehingga ia mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu; dan seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut.”
– Ulangan 21:18-21
Tuhan tidak berkenan melihat kita bersikap demikian. Sikap tidak menghormati dan tidak menaati orang tua membuat Tuhan marah. Bahkan Dia memerintahkan bangsa Israel untuk melempari anak-anak yang membangkang dan sombong dengan batu.
Jika Anda membiarkan pikiran Anda dipenuhi kritikan, kemarahan, kebencian, atau perilaku yang menghakimi orang tua, segeralah bertobat. Akuilah dosa Anda kepada seseorang yang bisa membantu Anda, dan minta maaflah kepada orang tua dengan segenap hati.
Syukuri Keberadaan Mereka dalam Hidup Anda
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia. – Filipi 2:14-15
Menghadapi orang tua yang telah lanjut usia, dengan kesehatan yang mulai bermasalah, adalah fase yang penuh pergumulan. Setiap hari Anda akan menghadapi hal yang baru dan berbeda.
Memasuki usia lanjut, ibu saya mulai dipenuhi ketakutan dan kekhawatiran. Beliau takut berjalan, takut jatuh, takut makan, dan takut akan banyak hal. Mungkin orang tua Anda kini tak mampu mengingat banyak hal dan kesulitan melakukan rutinitas sehari-hari. Anda pun merasa mulai kehilangan mereka selagi mereka hidup.
Menghadapi itu semua, apakah Anda mengeluh, merasa direpotkan, atau terbeban menghadapi orang tua Anda? Masih pentingkah mereka bagi hidup Anda? Atau, Anda merasa cukup hanya dengan membiayai perawatan kesehatan dan kebutuhan mereka, tetapi tidak memberikan hati Anda dan bersyukur memiliki mereka sebagai orang tua?
Ketika ibu saya sakit, jadwal padat sering membuat saya memakaikan pampers beliau dengan terburu-buru, karena pikiran saya ada di acara-acara yang harus saya ikuti setelahnya. Saya tidak melakukannya karena saya menikmati waktu-waktu bersama beliau, dan karena saya mengasihinya. Dan, ini adalah salah satu penyesalan terbesar saya.
Ketika akhirnya beliau tergolek lemah di rumah sakit akibat penyakit lambung kronis, saya memandangi dan mengelus tangannya yang membengkak dipasangi infus. Itu adalah tangan yang sama yang menyambut saya ketika saya lahir, dan memeluk saya ketika saya menangis. Saat itulah saya bersyukur karena Tuhan memberikan saya seorang ibu yang luar biasa, yang selalu hadir dalam suka dan duka hidup saya.
–
Tanggal 12 April lalu, ibu saya berpulang ke rumah Bapa setelah diopname selama sembilan hari. Menyaksikan perjuangan beliau hingga akhirnya beliau menarik nafas terakhirnya merupakan hal yang sungguh berat bagi saya. Ada banyak penyesalan, kesedihan, dan tentunya kenangan bersama beliau semenjak saya kecil.
Jangan sampai penyesalan Anda datang terlambat seperti yang saya alami. Bersyukurlah atas orang tua Anda, dan ingatlah kebaikan yang telah mereka lakukan dalam hidup Anda. Lakukan kewajiban Anda kepada orang tua Anda. Meskipun kini mereka tak berdaya, mereka tetaplah orang yang sama yang berjasa dalam hidup Anda. Kasih dan sayang mereka untuk Anda tak berubah walau keadaan mereka tidak lagi sama.
Demikian pula, hendaknya kasih dan sayang kita sebagai anak tidak berubah meskipun kita telah dewasa dan mandiri. Ambillah keputusan untuk terus mengasihi, menghormati, dan mensyukuri orang tua kita bagaimana pun keadaan mereka!
Related Articles:
- Keluarga Harmonis Tidak Turun dari Langit
- Kunci Menjalin Komunikasi Akrab dengan Orang Tua
- Membangun Keluarga Sehat Rohani
- Kiat Jalani Tantangan Orang Tua Tunggal
- Kiat Membagi Waktu untuk Tuhan bagi Para Ibu Muda
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok:https://link.gkdi.org/tiktok
Last modified: Oct 22