“Bahasa kasih kamu apa?”
Inilah satu pertanyaan yang boleh jadi cukup sering kita dengar. Sejak buku The Five Love Languages dari Gary Chapman terkenal, orang jadi rajin menyelidiki dengan cara apa mereka merasa dikasihi.
Tentu saja, tak ada yang salah dengan itu. Bukankah kita merasa dikasihi dengan cara yang berbeda-beda? Namun, ada satu bahasa kasih yang sering terlupakan: mengampuni.
Percaya tak percaya, mengampuni adalah cara kita mengekspresikan kasih.
Bagaimana Mengampuni Menjadi Bahasa Kasih?
Dengan mengampuni, kita menunjukkan kasih. Bagaimana caranya?
Pertama, dengan mengampuni kita membuat orang merasa diterima. Bayangkan jika orang lain berbuat kesalahan pada kita. Apa yang akan terjadi? Mungkin saja kita sulit berhubungan dengan orang itu kembali. Kesalahan yang ia buat tentu akan terus terbayang. Si pembuat kesalahan akan merasa tertolak, segan, sulit berhubungan dengan kita kembali.
Namun, ketika kita memilih untuk mengampuni, kita sebenarnya membuka pintu penerimaan bagi orang tersebut. Pengampunan mengatakan, “Aku tahu kamu salah, tetapi aku memilih untuk melepaskan semua kesalahanmu, dan menerima kamu kembali.
Dalam Yohanes 8:1-11, kita melihat bagaimana Yesus menunjukkan pengampunan sebagai bahasa kasih. Ketika seorang wanita yang tertangkap dalam perzinahan dibawa kepada Yesus, orang banyak siap untuk melempar batu padanya sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu.
Namun, Yesus berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu” (Yohanes 8:7). Dengan kalimat ini, Yesus tidak hanya membebaskan wanita itu dari hukuman fisik, tetapi juga mengembalikan martabat dan penerimaan sosialnya.
Yesus menunjukkan bahwa mengampuni adalah bahasa kasih yang memungkinkan orang merasa diterima dan dihargai, meskipun mereka telah berbuat salah.
Mengampuni Membebaskan dari Rasa Bersalah
Bahasa kasih melalui pengampunan juga memiliki kekuatan untuk membebaskan seseorang dari rasa bersalah.
Rasa bersalah bisa menjadi beban yang menghambat pertumbuhan spiritual dan emosional seseorang. Ketika kita mengampuni, kita sebenarnya membantu orang lain melepaskan beban berat yang mereka bawa karena kesalahan mereka. Dalam Efesus 4:32, kita diperintahkan, “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.“
Ketika kita mengampuni, kita membebaskan orang lain dari belenggu rasa bersalah dan memberikan mereka kesempatan untuk memulai kembali. Mereka pun tersembuhkan dan merasa diterima kembali.
Mengampuni Menunjukkan Kasih Allah bagi Semua Pihak
Mengampuni bukan hanya bermanfaat bagi orang yang diampuni, tetapi juga bagi orang yang mengampuni. Ketika kita mengampuni, kita sebenarnya menunjukkan kasih Allah dalam tindakan nyata. Dalam Kolose 3:13, dikatakan, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.“
Allah telah mengampuni kita melalui salib Kristus, sehingga kita pun patut menunjukkan kasih yang sama kepada orang lain. Mengampuni adalah bahasa kasih yang menunjukkan bahwa kita telah mengalami dan memahami kasih Allah. Dengan mengampuni, kita memberikan kesaksian tentang kasih Allah yang mengubah hidup kita dan memberi kita kekuatan untuk mengampuni orang lain.
Selain itu, mengampuni juga memiliki manfaat bagi diri kita sendiri. Ketika kita menyimpan dendam atau kebencian, kita sebenarnya menyakiti diri kita sendiri. Namun, ketika kita memilih untuk mengampuni, kita terbebas dan membuka diri kita untuk sembuh karena kasih Allah.
Dalam Matius 6:14-15, Yesus mengingatkan kita akan pentingnya pengampunan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Karena Tuhan sudah mengampuni kita, wajar jika Tuhan ingin kita pun mengampuni.
Dengan Mengampuni, Kita Bebas
Ingatlah, setiap kali kita mengampuni, kita sedang berbicara dalam bahasa kasih yang sejati—bahasa kasih yang dapat mengubah dunia kita, satu hati yang terluka pada satu waktu.
Pengampunan membebaskan baik dia yang mengampuni dan dia yang diampuni. Juga, karena Tuhan sudah mengampuni dosa kita yang begitu besar, kita pun harus juga mengampuni orang yang berdosa kepada kita (Matius 18:21-35).
Related articles:
- Sulitnya Mengampuni Orang Terdekat
- 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Memaafkan Secepatnya
- Toleransi, Mengasihi yang Tidak Kita Sukai
- Markus, Injil Paling Mudah Bagi Si Baru Belajar Alkitab
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Aug 28