Dalam seri Khotbah kali ini, kita akan membahas khotbah tentang kasih.
Khotbah tentang kasih, sudah berapa jumlahnya? Bisa jadi banyak sekali. Kasih adalah satu hal yang sering sekali dibahas dalam Alkitab. Sepanjang versi King James Version (KJV), kata kasih muncul sebanyak 310 kali.
Namun, karena sering dibahas, tema yang satu ini juga menjadi tema yang sulit sekali kita lakukan. Mengasihi itu indah, sampai tiba saatnya kita harus mengasihi.
Oleh karena itu, khotbah tentang kasih tidak boleh hanya sekadar omon-omon. Bagaimana kita bisa mengasihi?
The Greatest Is Love: Khotbah tentang Kasih yang Bukan Hanya Omongan
Gereja GKDI membahas tentang kasih secara khusus, karena penting sekali untuk jemaat belajar kembali mengasihi. Terutama, di dalam jemaat.
Mengapa? Karena hanya dengan mengerti kasih, kita dapat menjadi pribadi sesuai kehendak Tuhan. Kita mampu peduli, mengampuni, mengerti satu sama lain. Pendeknya, kasih yang tidak sekadar omongan.
Itulah sebabnya, khotbah tentang kasih adalah suatu pelajaran yang penting.
Dalam khotbah kali ini, The Greatest is Love, Ps. Budi Hartono mengajar tentang kasih dengan latar belakang jemaat Korintus.
Jemaat Korintus adalah jemaat yang sangat diberkati Tuhan. Ada banyak orang yang memiliki karunia dan pengetahuan. Akan tetapi, mereka lupa bahwa semuanya itu tidak berarti tanpa satu hal: kasih.
Karena banyaknya karunia yang mereka miliki, jemaat Korintus suka membanding-bandingkan satu sama lain. Mereka menjadi jemaat yang sombong, suka dengan hal-hal yang hebat tapi lupa untuk mengasihi. Mereka suka dengan karunia rohani, suka membanggakan hal-hal lain, tetapi lupa dengan kasih itu sendiri.
Oleh karena itu, Paulus menegur mereka keras. Tanpa kasih, semua tidak ada artinya (1 Korintus 13:1-3).
Hal yang sama bisa terjadi pada kita, jika kita kehilangan kasih. Apakah yang sekarang menonjol dalam diri kita? Apakah pengetahuan? Apakah karunia? Semuanya itu baik, namun hendaknya semua berdasar pada kasih.
Bayangkan jika jemaat berisi orang-orang hebat. Orang-orang yang jago, terpandang, terkemuka, tetapi tidak mau peduli satu sama lain. Gereja terkenal karena semua hal itu, namun menjadi dingin dan tidak bersahabat.
Khotbah tentang kasih bisa terdengar begitu hebat. Namun, apa artinya tanpa perbuatan?
Tidak mau bukan, itu terjadi? Itulah mengapa Paulus berkata, “jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (1 Korintus 13:2).
3 “E” dalam Mengasihi
Apa yang ada dalam kasih, sehingga kita perlu mengejarnya? Berikut 3 “E” yang disampaikan oleh Ps. Budi Hartono:
Essential: Kasih Adalah Dasarnya
Kasih adalah esensi utama dalam semua yang kita kerjakan. Dengan kasih, kita ingat bahwa tujuan terutama kita adalah melayani dan memberi. Bukan hanya untuk diri kita sendiri.
Mulailah dengan dasar-dasarnya. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong” (1 Korintus 13:4). Sudahkah kita bersabar, bahkan dalam situasi di mana kita susah sabar? Apakah kita tidak cemburu, dan mau rendah hati?
Evidential: Kasih Harus Dibuktikan
Kasih adalah perbuatan, bukan hanya perasaan. Kasih itu ditunjukkan dengan perbuatan dan perkataan kita sehari-hari. Untuk bisa mengasihi seperti Tuhan, kita perlu mengasihi tanpa berharap balasan.
Dalam 1 Korintus 13:8 (BIMK) tertulis, “Tidak pernah akan ada saat di mana orang tidak perlu saling mengasihi.” Di setiap saat, kasih itu diperlukan. Jangan menunggu, kasih harus dilaksanakan dalam hidup ini.
Eternal: Kasih itu Abadi
Kasih adalah satu-satunya yang abadi. Pengetahuan, karunia/spiritual gift, dan talenta itu bagus, tetapi mereka akan lenyap satu hari nanti. Sebaliknya, kasih akan terus berdampak bahkan selama-lamanya.
Seperti tulis Paulus di 1 Korintus 13:13, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Iman itu baik, pengharapan itu baik. Pengetahuan dan hikmat itu baik, namun kasih adalah yang terbaik.
Kasih akan tinggal selama-lamanya, dan kasih akan diperlukan sampai selama-lamanya. Itulah mengapa kita harus berusaha untuk terus mengasihi.
Berikut khotbahnya:
Mari Kejar Kasih
Demikianlah khotbah tentang kasih ini. Selengkapnya, bisa disaksikan di video yang ada di atas.
Mari kita kejar kasih setiap hari. Apapun yang kita lakukan, dasarnya adalah kasih. Kita menunjukkan kasih setiap hari, dalam tindakan dan perbuatan. Dan akhirnya, mari jadikan kasih sebagai tujuan kita, karena kasih itu abadi.
Related articles:
- Kasih yang Radikal: Mengasihi Musuh
- I Love You! 5 Alasan Kita Perlu Mengungkapkan Kasih Kita
- 7 Ayat Alkitab tentang Cinta Kasih buat Anda & Pasangan, Makin Klop!
- Gen-Z, Ini 7 Cara untuk Dekat & Cinta Tuhan, Wajib Baca!
- Gaya Pacaran yang Penuh Berkat
Last modified: May 2