Iman kita tidaklah semestinya menjadi sekadar kewajiban. Banyak dari kita lupa bahwa iman Kristen sejatinya adalah hubungan mendalam dengan Tuhan, bukan sekedar melaksanakan peraturan. Sayangnya, seringkali kita menjadikan iman sebagai kewajiban, sebuah checklist: yang ini sudah dilakukan, yang itu belum.
Hubungan vs. Kewajiban
Kisah Maria dan Marta dalam Lukas 10:38-42 menggambarkan ini dengan sempurna. Di satu sisi, Maria memilih untuk fokus mendengarkan pengajaran Yesus. Di sisi lain, Marta merasa berat dengan kewajibannya untuk melayani. Ia bahkan memohon kepada Yesus agar Maria ikut membantu.
Namun, Yesus dengan lembut mengatakan, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Dari kisah ini, kita belajar ada dua tipe orang Kristen.
Be Before Do
Maria mencerminkan tipe orang yang mengutamakan hubungan dengan Tuhan (be), baru melayani (do). Dia mengenal Tuhan terlebih dahulu (be) dan merasa dikasihi Tuhan. Baru kemudian, dia melakukan pelayanan untuk Tuhan. Tindakannya bukan didorong oleh kewajiban, melainkan rasa syukur karena mengenal Tuhan.
Bahkan jauh sebelum masa Yesus, inilah yang Tuhan inginkan. Hosea 6:6 berkata, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Lihatlah, betapa Allah lebih suka kita mengenal dan mengasihi Dia terlebih dahulu! Orang tipe ini akan sangat bersyukur karena besarnya kasih Allah. Ia dengan sendirinya akan melakukan apa yang Allah sukai.
Do Before Be
Marta menunjukkan tipe orang yang merasa harus berbuat dulu sebelum mendapat pengakuan dari Tuhan.
Buat orang seperti ini, dia harus membuktikan diri di hadapan Tuhan, tetapi ironisnya tidak mengerti kasih karunia-Nya. Pada akhirnya imannya menjadi kewajiban, dan suatu saat ia akan lelah mengikut Tuhan.
Dalam Filipi 3:4-14, Paulus menjelaskan bahwa ia pernah berbangga karena semua yang pernah ia lakukan untuk Tuhan. Namun, tulisnya di ayat 7-8, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.
Mengapa “segala sesuatu” – pelayanan, status, hidup lama – Paulus tinggalkan? Karena ia akhirnya paham, tanpa mengenal Tuhan, apapun pelayanannya akan sia-sia juga.
Tanpa Beban, dengan Sukacita
Sebagai penutup, mari kita renungkan: Apakah iman kita didasari oleh hubungan yang tulus dengan Tuhan atau hanya didorong oleh kewajiban? Tuhan ingin kita mendekat, mendengar, dan mengenal-Nya lebih dalam, bukan hanya memenuhi kewajiban. Pendek kata: Tuhan ingin kita berhubungan dekat dengan-Nya.
Ketika kita menjadikan hubungan dengan Tuhan sebagai prioritas, kewajiban kita akan dilakukan dengan penuh kasih dan sukacita, bukan beban. Lagipula, Yesus sendiri berjanji dalam Matius 11:29, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”
Sebagai bahan perenungan, mana yang lebih mencerminkan kita saat ini: mengenal Tuhan atau menjalankan kewajiban semata? Mari kita menjadi seperti Maria, bukan Marta. Be before do. Bukan sebaliknya.
Related articles:
- Bagaimana Caranya Dekat dengan Tuhan? (Bagian 1)
- “Siapa Aku?” Mencari Identitas Diri di Mata Tuhan
- Ketekunan yang Menyelamatkan: Dalami Alkitab dengan Cara Ezra
- Bangun Sikap Doa yang Benar lewat Teladan Para Tokoh Alkitab
- Ngeri! Ini 5 Tanda Zombi Rohani, Apakah Anda Salah Satunya?
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Sep 8