Dalam Alkitab, kejahatan Nadab dan Abihu adalah sebuah kisah yang tragis.
Inilah contoh yang mencolok tentang bagaimana pelanggaran terhadap perintah Tuhan dapat mengakibatkan hukuman yang serius.
Nadab dan Abihu adalah anak-anak sulung Harun, yang merupakan imam besar Israel. Dalam peran mereka sebagai imam, mereka memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam menyembah dan melayani Tuhan.
Namun, suatu tindakan mereka yang ceroboh dan tidak menghormati perintah Tuhan berujung pada kejahatan besar.
Siapa Nadab dan Abihu?
Nadab dan Abihu adalah dua dari empat anak Harun, yang diangkat menjadi imam oleh Tuhan.
Dalam Keluaran 28:1, Tuhan berfirman kepada Musa: “Panggillah Harun, abangmu, dan anak-anaknya, Nadab, Abihu, Eleazar, dan Itamar, supaya mereka melayani Aku sebagai imam.”
Mereka termasuk dalam kelompok pertama imam yang diurapi untuk melayani di Kemah Suci. Peran mereka adalah sangat penting dan kudus, menghubungkan umat Israel dengan Tuhan melalui berbagai upacara dan persembahan.
Perbuatan Nadab dan Abihu: Mempersembahkan Api yang Asing
Dalam Imamat 10:1-2, diceritakan bagaimana Nadab dan Abihu mempersembahkan “api yang asing”:
“Kemudian anak-anak Harun, yaitu Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, dan setelah menaruh api di dalamnya serta membubuhkan ukupan di atasnya, mereka mempersembahkan ke hadapan Tuhan api yang asing, yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan.”
Kejahatan apa yang keduanya lakukan, secara spesifik? Inilah yang kurang kita ketahui. Bisa saja mereka melakukan ritual korban, namun berdasarkan keinginan mereka sendiri. Atau, bisa saja mereka mau supaya api korban itu menyala dengan cepat.
Yang kita ketahui, Nadab dan Abihu “membubuhkan ukupan” di luar perintah Tuhan. Padahal, ukupan itu adalah kudus, dan persembahan korban juga sangatlah kudus. Terjadilah “api yang asing”, yakni persembahan yang Tuhan tidak sukai.
Karena melanggar kekudusan Tuhan, keduanya pun tewas dihukum oleh Tuhan sendiri.
Mengapa Ini adalah Kejahatan di Mata Tuhan?

Alasan pertama ini jahat adalah karena Nadab dan Abihu tidak taat.
Tuhan telah memberikan perintah yang jelas mengenai bagaimana api untuk persembahan harus diambil. Mengabaikan perintah ini merupakan bentuk ketidaktaatan dan pemberontakan (Imamat 16:12).
Kita sebagai orang Kristen bisa saja mengabaikan perintah Tuhan, jika tidak nyaman atau malah merugikan. Padahal, melanggar perintah Tuhan yang paling kecil pun, adalah dosa (Yakobus 2:10).
Kemudian, Nadab dan Abihu jelas tidak hormat terhadap kekudusan Tuhan. Perbuatan mereka yang sembarangan menyalakan api menunjukkan respect yang rendah. Tuhan menghendaki umat-Nya untuk menghormati-Nya dengan sepenuh hati dan ketaatan penuh (Imamat 19:2).
Meskipun hari ini tidak ada lagi kemah suci, kita tahu Tuhan berdiam di dalam diri kita (1 Korintus 6:15). Ketika kita main-main dengan dosa, kita tidak lagi hormat akan kekudusan Tuhan. Adakah dosa-dosa yang sengaja kita pelihara?
Pelajaran dari Kisah Nadab dan Abihu
Dari kisah ini, kita tahu Tuhan tidak main-main dengan kekudusan. Ia mau agar kita, umat-Nya, hidup dengan menghormati diri-Nya. “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:16). Sehingga, melanggar kekudusan-Nya adalah suatu bentuk kejahatan.
Apa yang bisa kita lakukan?
1. Menghormati Kekudusan Tuhan

Tuhan adalah kudus, dan kita harus mendekati-Nya dengan rasa hormat dan penghormatan yang tinggi. Ini berarti kita harus mematuhi semua perintah dan petunjuk-Nya tanpa kompromi.
Tidak pernah ada dosa kecil atau dosa besar. Mari periksa, dosa-dosa apa yang ada di hati kita. Lalu akui, dan tinggalkan.
2. Ibadah yang Benar dan Penuh Ketulusan

Ibadah kita kepada Tuhan harus dilakukan dengan ketulusan hati dan sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan dalam firman-Nya. Sikap sembarangan dalam ibadah adalah suatu bentuk kejahatan yang dapat mendatangkan hukuman dari Tuhan.
Jangan lupa, hidup kita adalah ibadah. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1).
Hidup benar adalah bentuk ibadah kita kepada Tuhan.
Jaga Kekudusan Diri Kita
Kejahatan berupa ketidaktaatan dan sikap sembarangan dalam hidup tidak akan diterima oleh Tuhan, dan kita harus berusaha untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya setiap saat.
Dalam kesimpulannya, kisah Nadab dan Abihu adalah peringatan yang kuat bagi kita semua untuk selalu mentaati perintah Tuhan dengan sepenuh hati dan menghormati kekudusan-Nya.
Related articles:
- Persembahan Hidup: Hidup yang Kudus dan Berkenan Pada Allah
- Belajar Tiga Cara Berharap dari Nabi Habakuk
- 4 Sikap Hati dalam Memberi Perpuluhan
- Bingung Menghadapi Tantangan? Sudah Berdoa?
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Jun 4