Written by David Marcelino 10:54 am Devotionals, Biblical Talk, Heart & Feeling, Marriage, Relationship, Self Development, Spiritual Life

7 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menghancurkan Pernikahan

Kebiasaan Buruk - gereja - gkdi cover

gkdi laguSeiring berjalannya waktu, gangguan kecil bernama kebiasaan buruk kian menyusup ke dalam hubungan pernikahan. Jika tidak diubah, perlahan tapi pasti, kebiasaan-kebiasaan ini akan menggerus fondasi pernikahan yang telah dibangun bersama.

Apa saja tujuh kebiasaan buruk yang berisiko menghancurkan pernikahan, dan bagaimana cara mengatasinya?

1.  Malas Doa Bersama

Kebiasaan Buruk - gereja - gkdi 1

Tuhan menyukai hubungan dengan manusia, dan ini tidak disukai oleh iblis. Cara iblis menghancurkan pernikahan adalah dengan merusak hubungan antara suami dengan istri, serta hubungan keduanya dengan Tuhan. Koneksi yang banyak mereka peroleh dari berdoa dibuat seakan tidak penting.

Saya tergolong mudah melewatkan satu hari untuk berdoa bersama pasangan. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda melewatkan doa bersama selama satu minggu, satu bulan, atau satu tahun? Jika Anda dengan mudah melakukannya, Anda telah memupuk satu kebiasaan buruk yang bisa menghancurkan pernikahan Anda. Sebab, bagaimana mungkin sebuah pernikahan dapat terbangun dengan baik tanpa didasari hubungan yang rohani antara suami dan istri, dan antara keduanya dengan Tuhan?

Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak. – 1 Korintus 7:5

Ketika pasangan suami istri tidak lagi berdoa bersama, iblis punya celah masuk untuk menggoda iman dan merusak rumah tangga mereka.

2.  Tidak Menyelesaikan Konflik dengan Benar

Kebiasaan Buruk - gereja - gkdi 2Kita tidak bisa menghindari konflik dalam pernikahan. Saya pernah bertengkar dengan pasangan, dan saya yakin Anda juga pernah.

Pertanyaannya, apa yang Anda dan pasangan lakukan ketika terlibat konflik? Apakah Anda melontarkan kata-kata kasar atau kotor, merendahkan pasangan, dan menghakiminya? Apakah masalahnya tidak diselesaikan?

Inilah salah satu kebiasaan buruk yang sering merusak pernikahan. Alih-alih menyelesaikan konflik secara baik-baik, kita justru membuatnya semakin buruk.

Selesaikan masalah Anda dengan pasangan dengan benar, sesuai cara Tuhan, yaitu mengatakan kebenaran dalam kasih. Saat Anda mengungkapkan perasaan, menegur, atau menasihati pasangan, lakukanlah di dalam kasih. Hindari kata-kata yang bertujuan menyerang dan menghancurkan harga diri pasangan Anda. Merendahkan intonasi bicara, meminta maaf, dan membuat pasangan merasa aman untuk bersikap terbuka, akan memampukan Anda berdua mengatasi berbagai masalah dalam pernikahan.

Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. – 2 Timotius 2:14

3.  Mengungkit Masa Lalu

Kebiasaan Buruk - gereja - gkdi 3

Ketika Anda bertengkar dengan pasangan, apakah Anda fokus membahas masalah yang sedang dihadapi, atau melebar ke kesalahan dan dosa masa lalu? Banyak di antara kita yang ingin menyerang pasangan dengan menggunakan kesalahan yang pernah ia lakukan. Padahal, kenangan masa lalu adalah bahan pembelajaran, bukan senjata untuk merusak masa sekarang.

Kenyataannya, memang tidak mudah jika persoalan yang kita alami harus berhadapan dengan pengampunan. Itulah yang dialami Tuhan Yesus ketika harus mengampuni dosa-dosa kita. Berat, tetapi Yesus memilih mati di kayu salib, karena Dia mengasihi kita.

Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. – Efesus 4:31-32

4.  Terlalu Banyak Melibatkan Orang Tua

Dulu, saya tidak mengerti prioritas dalam hidup berumah tangga, hingga saya belajar tentang pernikahan yang benar berdasarkan firman Tuhan. Allah menetapkan suami-istri menjadi satu daging setelah meninggalkan orang tua mereka. Ini artinya baik suami maupun istri tidak lagi terikat lagi dengan orang tua masing-masing

Orang tua mungkin telah menjadi tempat bersandar dan berdiskusi sejak kita kecil. Namun, begitu Anda menikah, prioritas pasangan Anda naik melampaui orang tua. Hal ini bukan berarti Anda tidak lagi bisa berdiskusi dengan orang tua, tetapi pasangan menjadi safety net pertama Anda, tempat Anda berdiskusi dan bersandar dalam duka maupun duka.

Ketika Anda membuat sebuah keputusan, pastikan itu adalah keputusan bersama antara Anda dan pasangan. Bukan keputusan Anda dengan orang tua secara sepihak, atau keputusan orang tua untuk Anda berdua. Mengapa? Karena, Anda dan pasangan sekarang telah menjadi satu melalui pernikahan.

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya 1  dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. – Kejadian 2:24

5.  Tidak Mengutamakan Kasih dan Hormat dalam Pernikahan

Kebiasaan Buruk - gereja - gkdi 5

Dalam pernikahan, baik suami maupun istri pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan, mungkin bukan hanya sekali, melainkan terjadi berulang kali. Karena terlalu sering, salah satu pihak yang merasa sebagai korban mungkin merasa berhak untuk tidak lagi menghormati pasangannya. Namun, ini bukanlah hal yang Tuhan inginkan.

Sebagai suami atau istri, Anda harus mengasihi dan menghormati pasangan Anda, terlepas apakah mereka layak atau tidak menerimanya. Ketika Anda menunjukkan rasa hormat kepada pasangan, pada dasarnya Anda menghormati Tuhan, diri Anda sendiri, dan pernikahan Anda.

Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. – Efesus 5:33

6.  Kebiasaan Membenarkan Diri Ketimbang Membangun Hubungan yang Benar

Dalam pernikahan, ketika salah satu pihak lebih ingin membuktikan bahwa ia benar daripada mengutamakan hubungan yang benar, yang terjadi adalah hubungan pernikahan yang egois. Keegoisan ini membuat seseorang ingin mendapatkan sesuatu dari hubungan tersebut ketimbang memberi kepada satu sama lain.

Sebuah hubungan bukanlah tentang siapa yang benar atau siapa yang salah. Apa gunanya membuktikan Anda benar, tetapi kemudian Anda kehilangan hubungan tersebut? Misalnya, Anda berdebat sampai menang, tetapi Anda dan pasangan mogok bicara selama beberapa hari. Apakah ini yang Anda inginkan? Menurut firman Tuhan, kita membenarkan diri bukan dengan perkataan, tetapi melalui sikap kita.

Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya. – 1 Petrus 3:1 

Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar. – 2 Timotius 2:23-24

7.  Memutus Komunikasi

Kebiasaan Buruk - gereja - gkdi 7

Salah satu bagian terbaik dalam pernikahan adalah ketika dua orang merasa aman dalam komunikasi mereka. Artinya, mereka dapat mengkomunikasikan perasaan dan pikiran mereka tanpa takut akan dihakimi, dibenci, atau direndahkan. Pernikahan harus menjadi tempat yang aman di mana suami dan istri dapat saling mengekspresikan diri sepenuhnya.

Ketika pasangan mencurahkan perasaan dan isi hatinya, Anda tidak boleh memutus komunikasi dengan cara menyangkal, menghakimi, atau bersikap acuh tak acuh. Anda perlu merespon pasangan Anda dengan empati.

Hubungan pernikahan tidak akan bertumbuh jika tingkat komunikasi hanya berkisar di level fakta saja. Komunikasi suami dan istri harusnya bertumbuh ke level impian, perasaan, dan hati.

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. – Kolose 4:6

Kebiasan buruk yang dipupuk dalam hubungan pernikahan dapat menjadi bom waktu bagi konflik besar. Jika kebiasaan-kebiasaan di atas terjadi dalam hubungan Anda, mulailah berubah dari sekarang. Pusatnya adalah hubungan dengan Tuhan. Jika Anda dan pasangan belum memiliki hubungan personal yang dekat dengan Tuhan, bangunlah itu terlebih dahulu. Dengan demikian, buah-buah roh dan karakter baik juga akan muncul.

Jika Anda mengalami kesulitan dan butuh bantuan konseling, jangan ragu menghubungi kami melalui kontak di bawah ini. Tuhan memberkati!

Referensi:
www.crosswalk.com/family/marriage/divorce-and-remarriage/bad-habits-that-can-destroy-your-marriage.html

– 

Related Articles:

Gereja GKDI terdapat di 35 kota di Indonesia. Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), Diskusi Alkitab, membutuhkan bantuan konseling, ingin mengikuti ibadah minggu atau kegiatan gereja lainnya, silahkan mengisi form di bawah ini.

[wpforms id=”11767″]

Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan informasi lainnya, silahkan menghubungi kami melalui WhatsApp 0821 2285 8686 berikut.

Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:

Website: https://gkdi.org
Facebook: https://www.facebook.com/GKDIOfficial/
Instagram: https://www.instagram.com/gkdiofficial/
Blog: https://gkdi.org/blog/
Youtube: https://bit.ly/yt-gkdi
Whatsapp: https://cutt.ly/gkdi-wa
TikTok:https://www.tiktok.com/@gkdiofficial

Video Musik:

 

(Visited 128 times, 1 visits today)

Last modified: Sep 15

Close