Kita tahu semua orang ingin berbuat kebaikan. Namun, kenapa berbuat baik rasanya sulit ya?
Ketika menulis ini, saya teringat akan sebuah kisah. Suatu hari di gereja, seorang pendeta memutarkan video tentang seorang anak kecil yang berkali-kali terlindas mobil. Banyak orang melihat anak tersebut, namun tidak menolongnya sama sekali.
Mengapa demikian? Entahlah. Mungkin karena mereka memang tidak peduli. Atau takut terkena masalah jika menolong; bisa saja ini adalah penipuan. Tetap saja, tak dapat dipungkiri kejadian ini sungguh mengerikan. Manusia, dalam sisi terburuknya, bisa sangat tak peduli.
Kebaikan Adalah Cerminan Kasih Allah
Sebaliknya, Tuhan menuntut kita untuk berbuat baik. “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (Roma 12:10).
Mengapa kita tetap berbuat baik, meskipun dunia terasa semakin kejam dan tak peduli?
Salah satu alasan utama kita dipanggil untuk berbuat baik adalah karena kebaikan merupakan cerminan kasih Allah. Tuhan adalah sumber segala kebaikan, dan sebagai anak-anak-Nya, kita dipanggil untuk meneladani karakter-Nya.
Dalam Matius 5:16, Yesus mengingatkan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Dunia ini sudah gelap dan dingin. Haruskah kita biarkan dunia ini seperti itu? Justru, sebagai orang-orang yang dikasihi Tuhan, sepantasnya kita menjadi terang dan garam di dunia ini.
Ketika kita berbuat baik, kita menunjukkan kepada dunia bagaimana Allah mengasihi setiap orang. Kasih yang tulus dan tindakan kebaikan yang kita lakukan dapat menjadi alat yang Tuhan gunakan untuk menjangkau orang lain dan membawa mereka lebih dekat kepada-Nya.
Kita tak boleh kalah dengan kejahatan, malah kita harus melawan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:21). Semua dimulai karena Allah mengasihi kita.
Berbuat Baik Adalah Bagian dari Pertobatan
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menunjukkan buah dari pertobatan kita melalui perbuatan baik.
2 Petrus 1:3 menegaskan bahwa, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia…”
Setelah kita diselamatkan, kita tak bisa hanya hidup biasa-biasa saja. Kita harus hidup saleh, yaitu hidup kudus dan menyenangkan Tuhan. Termasuk berbuat baik.
Tuhan tahu, berbuat baik adalah kebalikan dari keinginan daging kita. Kita ingin nyaman, menang sendiri, tidak peduli dengan orang lain. Berbuat baik mengharuskan kita untuk keluar dari semua keinginan itu.
Apa perasaan Anda ketika Anda terpanggil untuk memberi? Apa perasaan Anda ketika tetangga atau teman membutuhkan bantuan? Bagi sebagian orang, memberi pertolongan bisa sulit sekali. Bersyukurnya, ada kuasa Tuhan yang membantu kita.
Berbuat baik adalah salah satu cara kita menunjukkan bahwa kita telah meninggalkan cara hidup yang lama dan sekarang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Berbuat Baik Membangun Orang Lain
Meskipun terkadang tidak tampak langsung hasilnya, kebaikan yang kita lakukan memiliki dampak yang besar dalam membangun hubungan dengan orang lain.
Ketika kita membantu orang yang sedang kesulitan, memberi tanpa pamrih, atau bahkan sekadar bersikap ramah, kita menanam benih kebaikan yang mungkin tidak kita lihat hasilnya secara langsung, tetapi pada akhirnya akan tumbuh.
Galatia 6:9 berkata, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Apa yang kita lakukan kelak akan berbuah di masa yang akan datang. Jadi, jangan menyerah!
Tuhan Menghargai Kebaikan Kita
Salah satu penghiburan terbesar dalam berbuat baik adalah mengetahui bahwa Tuhan menghargai setiap perbuatan baik kita, sekecil apapun itu. Dalam Ibrani 6:10, firman Tuhan berkata, “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.“
Meskipun manusia mungkin tidak selalu menghargai atau mengakui kebaikan kita, Tuhan melihat setiap hal yang kita lakukan. Dia tahu ketika kita berusaha berbuat baik, meskipun itu tidak mudah, dan Dia akan memberkati kita sesuai dengan kasih karunia-Nya.
Kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah luput dari perhatian-Nya.
Kesimpulan
Kata Roy Bennett, penulis Amerika, “Berbuat baiklah kepada semua orang, bukan karena mereka baik, tetapi karena kamu yang baik.”
Di tengah kesulitan, kita juga harus ingat bahwa Tuhan selalu menghargai kebaikan kita. Dia melihat setiap perbuatan baik yang kita lakukan dan akan memberikan balasan yang sesuai di waktu-Nya. Mari kita terus berbuat baik, karena melalui kebaikan, kita memuliakan Tuhan dan menjadi saksi bagi dunia tentang kasih-Nya.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40).
Related articles:
- Kasih yang Sempurna: Apa Artinya, dan Bagaimana Mengalaminya?
- Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
- Teladan Sempurna Yesus: Berbuat Baik Lewat Hal-Hal Kecil
- Sulitnya Mengampuni Orang Terdekat
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Sep 6