Ungkapan “diam itu emas” sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Pepatah ini mengajarkan bahwa ada saat-saat ketika lebih baik untuk tetap diam daripada berbicara. Namun, apakah diam selalu merupakan pilihan terbaik?
Jika kita melihat firman Tuhan, penting untuk memahami kapan kita harus diam dan kapan kita tidak boleh diam. Pada saat apa kita harus berbicara, dan pada saat apa kita harus menahan diri?
Manfaat dari Diam: Kapan Diam Itu Emas?
Diam adalah sebuah kemampuan penting bagi kita yang percaya. Alkitab memberikan banyak nasihat tentang betapa berharganya sikap diam dalam situasi tertentu.
1. Menghindari Perkataan yang Tidak Bijak
Salah satu manfaat utama dari diam adalah menghindari perkataan yang tidak bijak atau menyakitkan. Dalam Amsal 10:19 dikatakan, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”
Ayat ini menekankan bahwa ketika kita berbicara terlalu banyak, kita berisiko melakukan dosa melalui kata-kata kita. Diam, ketika situasi memancing kita berbicara sembarangan, adalah tanda kebijaksanaan.
2. Membawa Kedamaian dan Pengendalian Diri
Diam itu emas ketika membawa kedamaian dan menunjukkan pengendalian diri.
Dalam Mazmur 4:5 dikatakan, “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.“ Di sini, kita diajarkan untuk diam ketika kita terpancing untuk marah.
Dengan diam, kita menjaga diri dari akibat-akibat yang muncul ketika kita gagal mengendalikan kemarahan.
3. Menunjukkan Kebijaksanaan
Diam itu emas jika menunjukkan kebiasaan. Amsal 11:12 mengatakan, “Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri.” Ada kalanya kita perlu menjauhi perdebatan. Terlalu banyak terlibat dalam perselisihan tak penting, akhirnya membuat kita terlihat bodoh.
Bahaya dari Diam: Kapan Diam Itu Emas Tak Berlaku?
Meskipun ada banyak manfaat dari diam, ada saat-saat di mana diam tidak lagi emas, dan bahkan bisa menjadi berbahaya. Alkitab juga mengajarkan tentang pentingnya berbicara dalam situasi tertentu.
1. Ketika Kebenaran Perlu Dinyatakan
Ada saat-saat di mana diam itu emas tak berlaku, terutama ketika kebenaran perlu dinyatakan.
Dalam Yehezkiel 3:18, Tuhan berfirman kepada nabi Yehezkiel, “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! dan engkau tidak memperingatkan dia atau mengatakan apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu …, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya dari padamu.”
Ayat ini menegaskan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk berbicara ketika ada sesuatu yang salah, terutama dalam hal dosa dan ketidakadilan. Ada saudara seiman berbuat dosa? Tegurlah dengan kasih. Ada kesalahan yang dibiarkan? Sampaikanlah agar diperbaiki.
2. Ketika Menyuarakan Keadilan
Diam dalam menghadapi ketidakadilan adalah sesuatu yang sangat dikecam dalam Alkitab. Amsal 31:8-9 memberikan perintah, “Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.”
Ketika kita sendiri diperlakukan tidak adil, jangan diam. Ketika ada orang lain yang dirugikan haknya, bantulah dengan menyuarakan hak orang itu.
3. Ketika Memberi Kesaksian tentang Iman
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang iman kita. Seperti dikatakan Paulus di 1 Korintus 9:16, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”
Dalam hal ini, diam bisa berarti mengabaikan panggilan untuk menyebarkan Injil dan memberi kesaksian tentang kasih Tuhan. Berapa banyak orang di luar sana membutuhkan Tuhan? Mari jadi Alkitab terbuka yang dapat mereka baca.
Kapan Diam, Kapan Bicara
Diam itu emas, tetapi tidak selalu.
Ada waktu dan tempat di mana diam adalah pilihan terbaik, seperti ketika menghindari perkataan yang tidak bijak atau ketika mencoba untuk menjaga kedamaian dan integritas. Namun, ada juga saat-saat di mana kita harus berbicara, terutama ketika kebenaran perlu dinyatakan, keadilan harus ditegakkan, atau ketika kita dipanggil untuk memberi kesaksian tentang iman kita.
Sebagai orang Kristen, kita harus bijaksana dalam menentukan kapan kita harus diam dan kapan kita harus berbicara. Dengan memahami nasihat Alkitab dan mengizinkan Roh Kudus untuk memimpin kita, kita dapat membuat keputusan yang bijak dalam setiap situasi. Ingatlah bahwa diam itu emas, tetapi emas itu sendiri tidak selalu lebih berharga daripada melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
Dengan demikian, marilah kita berkomitmen untuk menggunakan kata-kata kita dengan bijak, berbicara ketika perlu, dan diam ketika itu lebih baik, demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.
Related articles:
- Lelah Memberi? Begini Cara Mengatasinya!
- Menemukan “Ribka-mu”
- Raja Nebukadnezar: Ketika Kesuksesan Membawa Kehancuran. Kok Bisa?
- Miskomunikasi: 1 Penyakit Kronis yang “Membunuh” Hubungan Anda dan Anak
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Aug 12