Written by 7:44 am Devotionals, Biblical Talk, Character, Lifestyle, Self Development, Spiritual Life

Iman Instan dan Iman Sejati: yang Manakah Kita?

instan - gereja gkdi - cover

Kita suka dengan hal-hal yang instan. Masak mi instan, dalam beberapa menit langsung jadi. Kita mencari hal-hal di Internet, dengan Google, dalam sekian detik hasilnya muncul. Mudah ‘kan? Tidak perlu repot-repot, tidak perlu menunggu lama. Semuanya cepat dan tepat. 

Akan tetapi, pola pikir serbainstan dan serbacepat ini bisa berbahaya. Lho, berbahaya bagaimana? Ya, bisa berbahaya jika memengaruhi iman kita. Hidup mengikut Kristus butuh banyak proses dan perjuangan.

Iman Ala Mi Instan: Iman Mudah Menyerah

instan - gereja gkdi - 1

Pola pikir ala mi instan jelas tidak nyambung dengan hidup mengikut Yesus.

Setiap orang pasti tahu betapa mudah dan cepatnya memasak mie instan. Hanya butuh air mendidih, mie, dan bumbu, dalam hitungan menit, makanan itu sudah siap dihidangkan. Tetapi, nilai gizinya tidak sebanding dengan waktu dan usaha yang diperlukan untuk memasaknya. Ini bagaikan kehidupan rohani yang mencari jalan pintas; instan, mudah, dan cepat, namun tidak memiliki nilai rohani yang dalam dan berkesinambungan.

Hasilnya? Mungkin dia berbuah dan terlihat keren di awal, namun tidak bertahan lama. Ada masalah sedikit, langsung gugur. Jika keadaan tidak berjalan seperti ekspektasi, bisa saja orang seperti ini meninggalkan Yesus. Seperti benih di tanah berbatu (Matius 13:20-21).

Sedari awal, Tuhan Yesus sudah memperingatkan: mengikut Dia sama artinya menderita dengan Dia. Banyak prosesnya, membutuhkan waktu yang panjang, sehingga membutuhkan ketekunan

Seperti di Matius 16:24, “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Menyangkal diri dan memikul salib jelas bukan perkara mudah. Dunia mencari kenyamanan, Yesus mengharuskan penyangkalan diri. Dunia ingin hasil cepat, Yesus mewajibkan kita terus bertekun.

Itulah mengapa, kebenaran Kristus ditolak oleh banyak orang. Alasannya satu: prosesnya sulit dan menyakitkan

Iman Sejati dan Menanam Pohon

instan - gereja gkdi - 3

Jika kita bertekad untuk mengikut Kristus sungguh-sungguh, kita harus siap dengan segala proses dan pembentukannya. Iman sejati tidak bisa instan. Malah, Tuhan sendiri berkata bahwa Ia menggunakan penderitaan dan kesakitan untuk menguji iman kita.

Firman-Nya di Yesaya 48:10, “Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.” Bukan berarti hidup kita akan sengsara terus jika mengikut Kristus. Namun, kesengsaraan adalah alat-Nya untuk membuat kita bertumbuh.

Iman yang sejati seperti menanam sebuah pohon. Mulai dari menanam benih, menyiram, menjaga agar benihnya tumbuh, terus sampai kelihatan hasilnya. Akan tetapi, kita tidak bekerja sendirian. Kita bekerja, tetapi pada akhirnya, Allah memberi pertumbuhan (1 Korintus 3:6). Bahkan, Allah sendiri berjanji, kita akan menuai jika kita tidak menjadi lelah (Galatia 6:9). Sounds good, kan?

Kita akan melihat bahwa akhirnya, proses panjang adalah yang memberi kita pertumbuhan yang sesungguhnya. Apalagi ada Allah yang pasti menyertai.

3 Langkah Menuju Pertumbuhan Iman

instan - gereja gkdi - 3

Oleh karena itu, untuk membangun iman kita, pola pikir instan harus kita tinggalkan.

Bagaimana kita bisa bertumbuh dan berakar dalam iman Kristen yang sejati? Berikut adalah tiga pola pikir yang bisa kita terapkan.

1. Bersedia untuk Dibentuk dan Diproses

Mau dibentuk adalah sebuah keharusan untuk bertumbuh di dalam iman. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa tidak akan ada masalah dan pergumulan, tetapi bahwa Ia akan menyertai kita dalam setiap masalah.

Amsal 24:16 berkata, “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali.” Kuasa Tuhan memampukan kita bangkit lagi, seberat apapun proses yang terjadi.

2. Tekun Berhubungan dengan Tuhan

Untuk memiliki iman yang benar, kita butuh ketekunan. Tekun memuliakan Tuhan dalam pekerjaan kita. Tekun melakukan yang benar, meski situasi tak mendukung. Ketekunan itulah yang akhirnya meneguhkan iman.

Tulis Rasul Paulus di Roma 5:3-5, 

“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. “

Pengharapan tidak mengecewakan, karena Tuhan turut bekerja di dalamnya.

3. Memiliki Komunitas yang Sehat

instant - gereja gkdi 4

Tumbuh dalam iman bukanlah perjalanan yang dilakukan sendiri. Dengan bergabung dalam komunitas rohani, kita dapat saling mendorong, mendukung, dan membangun satu sama lain dalam iman (Ibrani 10:24-25).

Dengan berakar di satu komunitas yang sehat, kita dikuatkan dan dibimbing untuk makin serupa dengan Kristus. 

Prosesnya Sakit, tapi Hasilnya Worth It!

Jika Anda ditawari mi instan dan steak wagyu, manakah yang menurut Anda lebih enak? Sudah tentu wagyu-lah jawabannya. Memang, memasak steak wagyu jelas membutuhkan biaya, waktu, dan pengerjaan yang panjang. Namun, semua terbayar dengan rasa lezatnya.

Demikian pula dengan hidup iman sejati. Iman sejati penuh dengan proses dan perjuangan, namun buah-buahnya pastilah akan manis. Prosesnya memang sakit, tetapi hasilnya pasti worth it!

Related articles

Gereja GKDI terdapat di 37 kota di Indonesia.
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:




Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp

(Visited 369 times, 1 visits today)

Last modified: Oct 6

Close