Written by David 2:39 am Devotionals, Biblical Talk, Heart & Feeling, Self Development, Spiritual Life • 6 Comments

Hidup Kudus dan Bahagia: Mustahilkah Mendapat Keduanya?

kudus

Banyak orang mengira kalau ingin hidup bahagia, pasti sulit untuk hidup kudus. Kenyataannya, kebahagiaan adalah bagian dari kekudusan. Dengan kata lain, kita tidak mungkin menjauhkan kekudusan dengan kebahagiaan.

Jika demikian, apakah kaitan antara hidup kudus dengan kebahagiaan? Dan, kebahagiaan seperti apa yang sesuai kehendak Tuhan?

Membangun Hidup Bahagia

kudus - gkdi 1

Kebanyakan orang Kristen percaya bahwa Tuhan ingin hidup mereka bahagia. Kata-kata motivasi umum juga sering mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang membuat diri sendiri bahagia. Namun, bagaimana cara membangun hidup bahagia yang berkenan bagi Allah?

Petrus menggambarkan bahwa kebahagiaan yang bukan kehendak Tuhan bersumber dari hawa nafsu:

Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. – 1 Petrus 4:3

Dunia di luar Kristus dipenuhi oleh kesenangan sesaat dari dosa. Contohnya, menonton video porno, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, dan minum minuman keras. Tak hanya menjerumuskan kita dalam ketagihan berbahaya, kesenangan semacam ini juga tidak memuliakan Tuhan karena tidak mencerminkan karakter dan kekudusan-Nya.

Kita belum hidup kudus jika masih menemukan banyak kesenangan di luar Tuhan. Kehidupan manusia yang terpisah dari Kristus tidak memiliki keselamatan, sehingga tidak mendatangkan kebahagiaan.

Sebuah kebahagiaan sejati didahului kenyataan bahwa dosa-dosa kita telah dihapus di hadapan Allah yang kudus. Artinya, untuk memulai hidup bahagia, kita harus dikuduskan terlebih dahulu. Tuhan ingin kita bertobat dari dosa-dosa kita dan tetap tinggal di dalam firman-Nya.

Disiplin Allah dan Hati yang Kudus

kudus - gkdi 2

Kekudusan adalah kondisi hati saat Tuhan menjadi kebahagiaan terbesar kita. Menjadi kudus tidak bertolak belakang dengan kebahagiaan. Akan tetapi, kekudusan tidak begitu saja muncul dalam diri kita. Sebagai anak Allah, terkadang kita didisiplinkan oleh Tuhan supaya hidup kita menjadi kudus.

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. –  Ibrani 12:11

Disiplin memang tak selalu enak rasanya. Namun, Tuhan bukan tidak ingin anak-anak-Nya bahagia. Justru, melalui disiplin-Nya, kita memperoleh buah-buah kekudusan yang mendatangkan damai sejahtera.

Beberapa orang paling bahagia yang pernah saya temui adalah murid-murid Yesus yang memahami kasih Allah—terlepas dari bagaimana pun kondisi hidup mereka. Apa pun yang terjadi, mereka tidak akan menukar kekudusan mereka dengan kebahagiaan fana, meski mereka bisa melakukannya.

Pengudusan adalah proses yang dikerjakan Allah agar kita bertumbuh, untuk menolak kesenangan duniawi dan memilih sukacita ilahi. Sebagai contoh, sebelum mengenal Tuhan, saya sering tidur sampai siang. Setelah tahu Tuhan suka jika kita mengutamakan diri-Nya, saya memilih bangun pagi supaya bisa melakukan saat teduh dan menikmati waktu pribadi dengan Allah.

Hati yang tidak kudus cenderung menganggap Tuhan membosankan dan memandang firman-Nya sebagai hukum yang membatasi kebahagiaan. Sebaliknya, hati yang kudus melihat Tuhan sebagai harta paling berharga dan firman-Nya sebagai sumber kebahagiaan.

Bahagia dalam Kekudusan

kudus - gkdi 3

Kita tidak harus memilih antara hidup bahagia atau hidup kudus, tetapi antara dua macam kebahagiaan:

  • Kebahagiaan sesaat yang dijanjikan oleh berhala-berhala dunia, yang berujung pada kesedihan dan maut
  • Kebahagiaan sejati yang diperoleh di dalam Tuhan, yang mengaruniakan kita bagian dalam kemuliaan dan kekudusan-Nya

Kita bisa mendapatkan kebahagiaan sejati dengan:

1. Pengenalan akan Firman Tuhan

Hal ini akan membantu kita membedakan mana kesenangan sementara dan mana yang mengarah pada kekekalan. Yang sementara kita tinggalkan, sedangkan yang untuk hidup kekal harus diperjuangkan.

2. Membantu Hidup Orang Lain

Terlibat dalam hidup orang lain dan melihat bagaimana mereka berubah menjadi pribadi yang lebih baik akan memberi kita kebahagiaan.

Intinya, kita tidak bisa menghindari kekudusan untuk mengejar kebahagiaan, dan demikian pula sebaliknya, karena keduanya bukan hal yang terpisah. Dan, perjuangan untuk mendapatkan keduanya adalah pertempuran rohani setiap hari bagi kita yang memilih kebahagiaan yang kudus. Amin.

Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait: Mungkinkah Kita Hidup Kudus

Video inspirasi:

(Visited 269 times, 1 visits today)

Last modified: Jul 11

Close