Hari ke-6: 31 Hari Dalam Doa
Ayat:
Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus. (2 Tes 1:11-12 – TB)
Renungan:
Saya membaca buku di seminari berjudul “The Mission of God” karya Christopher J. H. Wright. Masih beberapa bulan kemudian, ada kutipan yang cukup sering saya rujuk kembali: “Saya mungkin bertanya-tanya misi macam apa yang Tuhan miliki bagi saya, ketika saya seharusnya bertanya seperti apa saya di hadapan Tuhan untuk misiNya” (hlm. 534).
Sangat umum bahwa kita duduk berdoa dan berusaha mencari tahu apa yang Tuhan siapkan untuk kita. Kita mungkin berdoa seperti ini, “Apa kehendak-Mu untuk hidup saya?” Ini bukan doa yang tidak sopan dan mungkin doa ini dipanjatkan dengan itikad baik. Namun, dalam kehidupan saya sendiri, saya kadang-kadang menjadi terlalu fokus pada apa yang direncanakan Tuhan untuk hidup saya. Saya mungkin berdoa seperti, “Tunjukkan kehendakMu kepada saya,” seolah-olah Tuhan telah mengatur seluruh alam semesta. Dan telah memutuskan dengan tepat apa yang harus dilakukan oleh setiap orang, bagaimana mereka harus melakukannya, kapan mereka harus melakukannya, dengan siapa mereka harus melakukan itu … dan jika saya tidak berdoa dengan tekun untuk menentukan kehendak Tuhan ini, maka saya gagal mengikuti keinginan-Nya.
Saya ingin menyarankan bahwa Tuhan tidak seperti itu. Ya, Dia terlibat dalam kehidupan orang-orang-Nya. Dia bekerja dengan kuasa dalam kehidupan kita dan sering kali tidak disadari.
Apa yang saya tidak katakan bahwa Dia tidak menentukan takdir untuk hidup Anda. Saya juga tidak mengatakan Anda tidak harus berdoa untuk mengetahui kehendak Tuhan. Tapi, saya pikir kita terlalu sering menanyakan-Nya pertanyaan yang salah. Kita bertanya kepadaNya apa rencana-Nya bagi kita, apa kehendak-Nya bagi kita, kapan kita harus meminta-Nya untuk membantu kita menjadi apa yang diperlukan untuk misi-Nya. Kita harus bertanya kepada Tuhan apa kehendak-Nya bagi Dia, dengan demikian menyelaraskan hati kita sendiri untuk mencari kehendak itu.
Doa Paulus untuk gereja Tesalonika di atas adalah bahwa Tuhan menjadikan mereka layak untuk panggilan-Nya. Lebih lanjut, Dia berdoa bahwa kuasa Tuhan membawa buah atas setiap keinginan baik, dan setiap perbuatan yang diminta oleh iman.
Kehendak Tuhan bagi kehidupan murid-murid-Nya adalah bahwa nama-Nya dimuliakan oleh perbuatan iman kita. Keinginan-Nya adalah kita menjadi kudus karena Ia kudus, bahwa kita telah dipisahkan dari dunia ini.
Tantangan:
Berdoalah bukan misi seperti apa yang Tuhan miliki untuk Anda, tetapi tanyakan kepada Anda, seperti apa Tuhan yang Anda miliki untuk misi-Nya. Berdoalah agar Anda menjadi seorang Kristen yang dapat Ia pakai untuk memajukan kerajaan-Nya, dan berdoa agar karakter Anda dibentuk sedemikian rupa untuk memuliakan-Nya dengan lebih baik. Luangkan waktu dalam doa secara introspektif dengan mempertimbangkan bagian mana dari karakter dan kehidupan Anda yang tidak memuliakan Tuhan, dan minta Tuhan untuk membantu Anda kembali fokus untuk memuliakan-Nya dengan setiap bagian dari karakter, kehidupan, dan rutinitas Anda.
Diterjemahkan dari artikel “31 Days of prayer: Day 6” oleh Daniel Berk
(Visited 13 times, 1 visits today)
Last modified: Aug 23