Tinggalkan Kekhawatiran dengan Mengandalkan Tuhan
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. – 1 Korintus 10:13
Kekhawatiran berlebih dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit, tetapi juga bisa menjadi sentuhan pengingat akan kebaikan Tuhan. Eddy (55 tahun), seorang saudara dari Jemaat Bangka (Pangkalpinang) yang dipanggil akrab Koh Eddy, mengalami sendiri hal ini. Setelah belajar Alkitab secara personal tiga tahun lalu, ia mengambil keputusan untuk mengikuti Yesus pada bulan Juli 2017. Di hari yang sama, istri Koh Eddy pun mengambil komitmen serupa.
Sejak kecil, orang tua Koh Eddy sudah mengajarkan ia tentang Tuhan Yesus. Namun, kepercayaannya tidak lantas membuat ia takut akan Tuhan. Di masa mudanya, ketika masih lajang, ia mengikuti arus keduniawian dengan hidup berhura-hura. Sebenarnya Tuhan sempat menegurnya lewat sejumlah masalah hidup, salah satunya di bidang pekerjaan. Namun, teguran ini tidak lekas membuatnya berbalik kepada Tuhan.
Suatu ketika, Koh Eddy menderita sakit lambung kronis yang tak kunjung sembuh. Segala usahanya dalam mencari solusi pengobatan modern tidak berhasil, dan sakitnya berlanjut dalam jangka waktu lama. Dalam keputusasaan, ia mencoba pengobatan alternatif, yang tidak juga membuahkan hasil. Hal ini membuat ia mengalami khawatir mendalam sehingga jatuh dalam depresi.
Saat depresi datang, ia takut ditinggal sendirian, takut membawa kendaraan, dan diserang sejumlah ketakutan lain yang tidak wajar. Untunglah, Koh Eddy masih ingat akan Tuhan; hanya saja, ia tidak tahu dari mana harus mulai mencari-Nya. Meski tergolong aktif dalam kegiatan gereja, ia jarang membaca Alkitab.
Beberapa tahun lalu, istri Koh Eddy sempat belajar Alkitab dengan seorang sister, yang merupakan sahabat baiknya, tapi ia tidak tertarik melanjutkan. Pada kesempatan kali ini, sister tersebut kembali mengajak Koh Eddy dan istrinya untuk belajar Alkitab secara konsisten.
Menyusul istrinya, Koh Eddy pun mulai mendalami firman Tuhan. Seiring perkenalannya yang semakin dalam akan karakter Tuhan, iman Koh Eddy untuk mengandalkan Tuhan bagi kesembuhannya pun kian bertambah. Depresinya berangsur pulih, tetapi kekhawatiran masih kerap muncul saat sakit lambungnya menyerang.
Di sinilah ia mengalami pergumulan berat: untuk terus mengandalkan Tuhan atau percaya pada kuasa-kuasa gelap. Syukurlah Koh Eddy tetap haus akan firman Tuhan. Ia rutin melakukan saat teduh setiap hari sehingga iman dan pengetahuannya akan Tuhan terus bertambah. Ia juga berada di lingkungan pergaulan positif, yang saling membangun, dan saling memberi semangat dalam komunitas GKDI Bangka.
Setelah dibaptis, penyakit Koh Eddy belum sembuh seratus persen, tetapi puji Tuhan, depresinya sudah hilang. Dengan kondisi fisik terbatas, Koh Eddy rajin menghadiri pertemuan ibadah, doa pagi bersama para brother setiap hari Minggu, serta fellowship dengan jemaat. Ia juga aktif terlibat dalam studi Alkitab dan berbagi cerita tentang pertobatannya. Salah seorang murid yang ia bimbing telah dibaptis pada akhir tahun 2019, dan hingga sekarang Koh Eddy terus menjadi mentornya.
Kini, dengan kondisi fisik yang jauh lebih baik ketimbang tiga tahun lalu, Koh Eddy berharap dapat terus membagikan kasih dan kebaikan Tuhan yang ia terima kepada orang lain. Amin!
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait:
Video inspirasi:
Last modified: Jun 8