Menghargai Anugerah Kehidupan
Agar dapat memaknai hidup yang hanya satu kali ini, terlebih dahulu kita perlu tahu tujuan kita dilahirkan ke dunia. Memahami tujuan hidup inilah yang menjadi titik awal perjalanan seorang saudara bernama Dian dalam menghargai anugerah kehidupan.
Pria kelahiran Pangkalpinang tahun 1993 ini pernah mengalami masa-masa gelap sebelum lahir baru pada 5 Juni 2016. Saat itu, Dian tidak punya daya juang yang tinggi untuk keluar dari masalah-masalah hidupnya, padahal ia sendiri sudah merasa jenuh.
Keputusasaan Dian berawal pada masa remaja, ketika ia mulai terlibat hubungan seks bebas, mengonsumsi narkoba, serta menjadi pecandu rokok dan alkohol. Pergaulan tidak sehat dan akumulasi zat-zat adiktif ini menimbulkan efek paranoid dalam dirinya. Dian selalu dihinggapi pikiran negatif bahwa banyak orang berniat jahat kepadanya. Ini membentuknya menjadi pribadi yang tidak percaya diri, takut bertemu orang, dan tertutup.
Hati kecil Dian berteriak ingin keluar dari lingkaran yang menjerumuskan itu, tetapi semua usahanya tak kunjung membuahkan hasil sehingga ia menjadi putus asa. Pada titik jenuh itu, Dian jatuh dalam depresi dan sempat melakukan upaya bunuh diri. Ia tidak mau banyak beraktivitas dan hanya ingin menyendiri saja di kamar.
Untunglah, ada seorang kerabat yang peduli dan mengajaknya pergi ke gereja. Dian pun mulai rutin beribadah, tetapi hatinya kosong karena ia tidak mengerti apa tujuan hidupnya. Tanpa keyakinan hakiki akan kebenaran, dan tanpa sosok yang bisa ia percaya dan membimbingnya secara intens, ibadah menjadi sekadar rutinitas pengisi waktu. Alhasil, Dian tidak berhasil pulih dari depresi. Ia kembali ke kehidupannya yang lama—menjalani hari demi hari dalam kesia-siaan dan kesendirian, hanya menghabiskan waktu di rumah, dan enggan bergaul.
Pada suatu kesempatan, Dian berkenalan dengan seorang saudari lewat aplikasi chatting, tempat di mana ia merasa lebih nyaman berkomunikasi. Di sana, ia dapat terbuka dan mau menceritakan situasi hidupnya. Mengetahui hal itu, saudari ini menuturkan pengalaman pribadinya bersama Tuhan dan mengarahkan Dian untuk mencari Tuhan. Singkat cerita, ia lalu memperkenalkan Dian kepada komunitas GKDI Bangka.
Setelah bergabung dengan komunitas dan punya harapan untuk dibantu keluar dari kondisinya, Dian menerima tawaran belajar Alkitab. Ia sadar bahwa sewaktu pergi ke gereja sebelumnya, ia hanya ikut-ikutan saja, tanpa benar-benar ingin menyelidiki firman Tuhan dan kebenaran-Nya.
Tantangan terberat Dian adalah belajar bersikap terbuka dan mengakui dosa-dosanya karena ia tidak mudah percaya kepada orang lain. Namun, ayat ini membantunya untuk bertobat dan sembuh: Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. – Yakobus 5:16
Setelah terbuka dan mengaku dosa, Dian merasa lega dan yakin ia dapat terus dibantu dalam menjalani pertobatan. Dalam prosesnya, Dian memulai kebiasaan baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, seperti berdoa tiap hari, baca Alkitab, berpuasa, dan peduli terhadap orang lain. Ia juga mulai menceritakan kepada teman-temannya bagaimana ia bisa punya kehidupan barunya yang sekarang.
Dian yakin bahwa perjuangan menjalani hidup benar, selain dimulai dari diri sendiri dan sikap bergantung kepada Tuhan, perlu didukung oleh komunitas yang memegang prinsip yang sama. Komunitas seperti ini telah dan akan terus membantunya bertumbuh, mencapai keserupaan dengan karakter Kristus.
Setelah dibaptis, Dian terlibat dalam pelayanan Song Ministry, dan hingga saat ini masih dipercaya sebagai salah satu worship leader. Dua tahun menjadi murid Yesus, Dian diberkati dengan seorang istri, yaitu saudari yang dulu mengenalkannya kepada Tuhan. Dan, pada Desember 2019, pasangan ini menyambut kelahiran anak pertama mereka.
Dalam pekerjaan, tantangan tentunya tetap ada, terutama dalam profesi Dian sebagai pekerja marketing kredit. Banyak godaan untuk menerima ajakan calon konsumen untuk memanipulasi data agar pengajuan kredit bisa disetujui. Namun, Dian tahu hatinya harus tetap dijaga agar tetap murni tanpa kompromi.
Harapan Dian ke depannya adalah dapat terus bertumbuh dalam teknik berkomunikasi yang baik dan efektif. Ia ingin hidupnya dipakai oleh Tuhan untuk memenangkan banyak jiwa. Semoga semangat ini senantiasa menopang Dian untuk memiliki hidup yang memuliakan Tuhan. Amin!
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Bebas dari Kecanduan Merokok dengan 5 Langkah Ini
Video inspirasi: