Written by Richard Tri Gunadi Raharjo 2:32 am Devotionals, Biblical Talk, Lifestyle, Spiritual Life • 5 Comments

Ketika Usaha Gigih Tak Kunjung Membuahkan Hasil

Suatu sore, saya dan istri hendak menghadiri resepsi pernikahan di sebuah satu restoran di jalan Pemuda, Semarang. Berboncengan dengan motor, kami berangkat menuju Simpang Lima. Namun, jalur yang hendak kami lalui ditutup karena ada hajatan. Kami pun memutar balik untuk melewati sebuah jalan lain, yang ternyata juga ditutup untuk acara malam penghiburan.

Tak menyerah, kami tempuh jalan-jalan kecil, dan setelah memutar cukup jauh, sampailah kami di tempat resepsi. Jalan demi jalan yang tertutup tidak lantas membuat kami putus asa, lalu pulang.

Merenungkan kejadian ini, saya sadar bahwa kegigihan akan menyanggupkan kita melewati berbagai kesulitan.

Namun, apa yang harus dilakukan ketika kita sudah gigih berjuang tapi tak kunjung melihat jalan keluar?

Masalah Datang Bersama Solusi

gigih - gkdi 1

Tak semua orang gigih mencari jalan keluar dari masalah mereka. Sebagai manusia, kita rentan diserang putus asa atau rasa malas. Kabar baiknya, semua masalah ada solusinya. Tuhan mengizinkan kita mengalami masalah tertentu karena Dia tahu kita sanggup menghadapinya.

1 Korintus 10:13 berkata, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

Ketika kita menghadapi satu masalah baru yang sulit, pasti ada hal-hal positif yang Tuhan ingin kita pelajari. Jadi, fokuslah pada solusinya, bukan masalahnya.

Untuk itu, mari lihat bagaimana tiga karakter Alkitab berikut mengatasi masalah mereka. Mungkin mereka pernah tergoda untuk berdalih, menggunakan jalan pintas, atau menyerah saja. Namun, apa yang terjadi ketika mereka memilih jalan yang benar?

1. Semut – Rajin dan Tak Pernah Menyerah (Amsal 6:6-11)

gigih - gkdi 2

Tahukah Anda bahwa mudah menyerah adalah salah satu bentuk kemalasan?

Rasa malas adalah problem sehari-hari yang tak boleh diremehkan karena dapat menimbulkan masalah serius di kemudian hari. Malas berdoa, misalnya, bisa mengendurkan iman dan menjauhkan hubungan kita dengan Tuhan.

Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. – Amsal 6:6-8

Semut tidak punya jenderal atau manajer, apalagi uang saku untuk ikut seminar pengembangan diri. Namun, tanpa disuruh atau diawasi, mereka rajin mencari makan ke sana kemari.

Saya pernah melihat para semut gigih mengangkut serpihan remah roti. Saat mereka naik ke tembok, remah itu jatuh. Apakah para semut menyerah? Tidak, mereka turun, lalu mengangkut kembali remah itu bersama-sama. Dan, ini bisa terjadi berkali-kali dalam perjalanan mereka menuju sarang.

Tubuh kita lebih besar daripada semut. Hidup kita pun jauh lebih canggih dan relatif aman ketimbang hidup semut; setidaknya, kita tak perlu berburu makanan dengan risiko diinjak sepatu raksasa. Jadi, mengapa kita harus menyerah saat baru sekali atau beberapa kali gagal menyelesaikan masalah?

Jangan katakan, “Saya tidak bisa,” kalau belum mencoba; itu menandakan kita malas. Jangan sampai sifat mudah menyerah membuat kita hanya berjalan di tempat, selamanya tak pernah sampai ke tujuan.

2. Janda Nabi – Meminta Tolong kepada Pihak yang Tepat (2 Raja-Raja 4:1-7)

gigih - gkdi 3

Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.” – 2 Raja-Raja 4:1

Orang yang punya utang, apalagi yang bernilai besar, tidak akan merasakan damai sejahtera. Hal ini dialami seorang janda yang mendiang suaminya menjadi hamba Elisa. Karena tidak menemukan jalan keluar dengan mengandalkan kekuatan sendiri, wanita ini pun meminta tolong kepada Elisa.

Setelah mendengarkan masalahnya, Elisa memberikan solusi (2 Raja-Raja 4:3-5) dan janda ini menjalankannya. Ia meminjam bejana-bejana kosong dari para tetangganya, lalu mengisinya dengan minyak dari buli-buli miliknya—yang ajaibnya tak habis-habis dituang. Dengan hasil penjualan minyak tersebut, ia bisa membayar semua utangnya dan membiayai hidup keluarganya.

Bayangkan kalau janda ini menolak jalan keluar yang Elisa tawarkan, dengan dalih tidak masuk akal: mukjizat takkan terjadi, dan anak-anaknya akan dijadikan budak.

Tak perlu gengsi meminta tolong jika memang perlu. Datanglah kepada orang yang hidup rohaninya baik, kepada mereka yang berpengalaman dan ahli. Dan, jika mereka memberi saran atau solusi untuk masalah Anda, belajarlah untuk dengan rendah hati melakukannya.

3. Ishak – Berdoa untuk Istrinya yang Mandul (Kejadian 25:20-21)

gigih - gkdi 4

Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. – Kejadian 25:21

Ada masalah-masalah tertentu yang tidak sanggup kita atasi karena keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, bagi Tuhan, tak ada yang mustahil. Dia sanggup menolong kita dari masalah apa pun.

Pertanyaannya, apakah kita mau berdoa kepada-Nya memohon jalan keluar?

Memang tidak dikatakan berapa lama atau berapa kali Ishak berdoa. Apakah sebanyak Hana (1 Samuel 1-20), Sara (Kejadian 18:11), atau Rahel (Kejadian 29:31-35, 30:1-24), kita tak tahu. Yang pasti, kasus ini agak unik karena diangkat dari sudut pandang Ishak: suami yang mendoakan istrinya. Ishak mengerti bahwa Tuhan-lah yang berkuasa menutup atau membuka kandungan Ribka.

Ketika keraguan dan putus asa itu datang, ingatlah: jangan membatasi kuasa Tuhan. Dia sanggup menyelesaikan setiap masalah dengan cara yang kadang tak terduga. Tuhan selalu punya jalan keluar, dan kita, anak-anak-Nya, bisa memintanya melalui doa.

Semoga artikel ini membantu Anda melihat bahwa gigih tak hanya tentang keuletan dan pantang menyerah. Gigih juga berarti berpikir cermat, yaitu meminta tolong kepada orang yang tepat, dan rendah hati dalam menerima masukan. Terlebih, gigih adalah kemauan untuk terus percaya bahwa kuasa Tuhan melebihi masalah-masalah kita. Amin!

Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait: Teladan Sempurna Yesus: Berbuat Baik Lewat Hal-Hal Kecil

Video inspirasi:

(Visited 290 times, 1 visits today)

Last modified: Aug 23

Close