Pahami Dunia Mereka: Mengasihi dan Menerima Anak Remaja Anda

Memasuki usia remaja, dunia anak Anda tentunya berbeda jauh dengan dunianya semasa kanak-kanak. Yang dulunya penurut, sekarang jadi pembangkang dan tak segan beradu mulut. Anda kini sulit berkomunikasi dengan anak, bahkan harus menghadapi pertengkaran yang seakan tiada habisnya. Belum lagi, ia sering mengalami mood swings dan bersikap seenaknya. Pulang larut malam, tak jelas bersama siapa dan apa yang ia lakukan.

Perubahan perilaku anak yang memasuki usia remaja merupakan proses yang tidak terhindarkan. Namun, meski Anda putus asa dan lelah, bukan berarti Anda harus berhenti mengasihi mereka. Anda hanya perlu mengetahui apa penyebab perubahan mereka, serta bagaimana cara menyikapinya.

Berikut hal-hal yang wajib dipahami orang tua yang memiliki anak remaja:

Struktur Otak yang Berubah

Di fase ini, Anda mungkin tak percaya bahwa anak yang dulu dipangku, disayang, dan dibelai telah menjadi sosok yang begitu berbeda. Namun, anak Anda tidak berubah wujud menjadi orang lain; hanya cara berpikirnya saja yang berubah.

Menurut penelitian ahli, otak remaja sedang berkembang secara aktif, sehingga caranya memproses informasi berbeda dengan otak orang dewasa. Lobus frontal otak, yaitu bagian yang mengatur emosi, pengambilan keputusan, penalaran, dan pengendalian diri, mengalami pertumbuhan besar-besaran di masa remaja. Proses pendewasaan otak ini baru sempurna di usia pertengahan dua puluhan.

Kemampuan anak remaja membaca dan memahami emosi di wajah orang lain pun berbeda dengan orang dewasa. Sementara orang dewasa menggunakan bagian terdepan lobus frontal untuk membaca isyarat emosional, remaja mengandalkan amigdala, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab atas reaksi emosional. Akibatnya, mereka sering salah membaca ekspresi wajah. Bahkan, air muka yang berbeda-beda dari orang dewasa sering diartikan sebagai sedang marah.

Dunia Remaja

Anak remaja Anda mungkin sudah lebih tinggi, lebih besar, dan tampaknya telah dewasa. Namun, sesungguhnya, cara berpikirnya belum matang dalam banyak hal.

Dalam periode ini, anak-anak remaja sedang dalam pencarian jati diri. Mereka butuh pengakuan sehingga merasa perlu membuktikan diri agar bisa diterima di lingkungan pergaulan mereka. Bagi sebagian, kadarnya masih normal. Namun, ada juga yang menunjukkan masalah serius, seperti bolos sekolah, kebut-kebutan, mengutil,  merokok, minum miras, melakukan kekerasan, bahkan terlibat seks bebas.

Ditambah pula, para remaja mengalami perubahan hormon yang biasanya disertai gejolak emosi yang signifikan. Mereka jadi gampang marah, uring-uringan, lebih pemalu, memberontak, rendah diri, atau merasakan kegembiraan dan kesedihan secara berlebihan.

Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya. – Galatia 4:1-2 

Kendati ada faktor-faktor fisik dan psikis yang berperan dalam hal ini, bukan berarti perilaku buruk remaja bisa dibenarkan. Mereka tetap harus bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka. Informasi di atas hanya untuk membantu orang tua untuk memahami dan terhubung dengan anak, supaya dapat membantu mereka menjalani dunia remaja dengan baik.

Untuk itu, apa yang harus orang tua lakukan?

Mereka Tetap Butuh Dikasihi

Anak Anda adalah pribadi yang unik. Tuhan telah menciptakan anak Anda sedemikian rupa, satu di antara hampir delapan milyar manusia, karena ia spesial di mata-Nya.

Dan, Tuhan tidak pernah membuat kesalahan. Beberapa anak diciptakan dengan watak yang keras, beberapa mudah dibentuk. Bagaimana pun sifat anak remaja Anda, ingatlah untuk tetap menerima dan mengasihi mereka.

Ikatan emosional kalian mungkin sedang merenggang, karena anak menarik diri dari Anda dan lebih memilih bersama teman-temannya. Namun, tak peduli betapa bermasalahnya dan menyebalkannya anak Anda, ia tetap butuh perhatian dan kasih dari orang tuanya.

Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. – 1 Petrus 4:8 

Terapkan Disiplin

Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. – Amsal 13:24

Meskipun anak remaja Anda sedang belajar mandiri dan ingin bebas, ia tetap harus melakukannya dalam batas-batas yang benar. Baik anak bisa menerima atau tidak, Anda harus menegakkan disiplin di rumah, antara lain:

• mematuhi aturan jam malam
• minta izin sebelum pergi, memberitahu dengan siapa ia pergi dan ke mana tujuannya
• sekolah adalah prioritas
• mendapat konsekuensi ketika melanggar kesepakatan, misalnya uang jajan dipotong / hangus, tidak boleh keluar setelah pulang sekolah, tidak boleh menggunakan ponsel jika belum mengerjakan PR, dan lain-lain.

Disiplin dan konsekuensi secara tidak langsung mengajarkan anak Anda untuk bertanggung jawab dan membuat pilihan yang baik ketika dewasa. Mereka juga akan belajar bahwa di luar sana, mereka tidak bisa berbuat semaunya. Segala sesuatu di dunia memiliki aturan dan batasan yang harus dipatuhi.

Ajar Anak agar Takut Tuhan

Yang terakhir tapi tak kalah penting, didiklah anak remaja Anda untuk kenal dan takut akan Tuhan. Sebagai orang tua, Anda juga harus memiliki keyakinan bahwa hanya Tuhan yang bisa mengubah anak remaja Anda.

Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. – Mazmur 127:1a

Bawalah anak remaja Anda dalam doa. Bertekunlah, bersabarlah, serta banyaklah meminta hikmat agar bisa mengasihi dan menghadapi mereka. Jaga ucapan Anda dan hargai anak Anda sebagai individu yang utuh. Anda baru bisa menjalin kedekatan dengan anak remaja ketika Anda mengenali dunianya. Selain itu, Anda juga bisa meminta bantuan komunitas yang memiliki lingkungan remaja yang aktif, rohani, dan membangun.

Semangat, Anda pasti bisa!

–

Referensi:
www.verywellfamily.com/why-it-is-important-to-discipline-your-child-1094790
www.helpguide.org/articles/parenting-family/helping-troubled-teens.htm

Related Articles:

• Disiplin Rohani: Mengapa dan Bagaimana?
• Muda dan Gaul di Mata Tuhan: Gaya Hidup yang Menyenangkan Hati-Nya
• Kasih Sayang Orang Tua: Mengutamakan Hati, Bukan Penampilan
• Apakah 7 Tanda Keluarga Bahagia Ini Sudah Ada di Dalam Keluargamu?
• Saat Anak Membandingkan Diri: Benarkah Perbandingan Adalah Pencuri Sukacita?

–

Last modified: Oct 22