Tekanan dalam bekerja ibarat bumbu dalam masakan. Sudah pasti ada, dan memang akan selalu ada. Wujudnya bisa macam-macam: deadline yang pendek, target yang tinggi, atau rekan kerja yang tidak menyenangkan. Jika tidak pintar menyikapi semua ini, bisa-bisa pekerjaan terasa menyiksa.
Lalu, bagaimana kita harus menyikapinya?
Tekanan Bukan Musuh
Pertama, ingat bahwa tekanan bukan musuh. Yesus sendiri mengalami tekanan, bahkan jauh lebih berat. Dia mengajarkan kita untuk tetap tenang. Di Yohanes 14:27, Ia berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Coba baca ayat ini sekali lagi. Yesus memberi kita damai sejahtera. Oleh karena itu, kita tidak perlu gelisah dan gentar.
Seberat-beratnya pekerjaan kita, tidak akan membatalkan kasih karunia yang Tuhan berikan. Siapa yang dapat memisahkan kita dari Tuhan, kecuali dosa? Jadi, ketika pekerjaan terasa berat menindih, ingatlah apa kata Yesus di atas. Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Ini adalah janji-Nya kepada Anda.
Kedua, tekanan itu bisa membawa pertumbuhan. Yakobus 1:2-3 berkata, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”
Tekanan di tempat kerja bisa jadi alat untuk mengasah karakter kita, membuat kita lebih sabar, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Siapa tahu, pengalaman kena omel dari atasan atau nasihat dari rekan kerja membuat kita bertumbuh. Lebih tahu cara bekerja yang baik, tahu karakter yang baik, dan akhirnya membuat performa kita meningkat.
Carilah Dukungan
Tekanan itu bukan untuk dihadapi sendiri. Filipi 4:6 mengingatkan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. ” Jangan malu untuk minta dukungan dari rekan kerja, sahabat, dan tentu saja, dalam doa kepada Tuhan.
Banyak dari kita – terutama laki-laki – sulit untuk berbagi beban yang ada di dalam diri. Mungkin karena kita tidak mau merepotkan orang, atau kita merasa malu. Apapun alasannya, mencari bantuan justru dianjurkan. Bagikan beban yang Anda tanggung, tentunya kepada orang yang bisa dipercaya. Jangan lupa bahwa Tuhan selalu siap mendengarkan dan menolong.
Tekanan di Kantor = Kesempatan Bersaksi
Tahukah Anda bahwa cara Anda meng-handle tekanan bisa menjadi kesaksian? Cara kita menghadapinya di tempat kerja bisa jadi kesaksian bagi orang lain. Dengan tetap menjaga sikap yang baik, kita menunjukkan iman kita. Seperti kata Petrus dalam 1 Petrus 2:12, “Milikilah cara hidup yang baik…supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah.”
1 Tesalonika 5:18 berkata, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Bersyukur dalam tekanan bisa membantu kita melihat sisi positif dari segalal situasi. Orang lain yang melihat kita pun bisa melihat, “Wah, meskipun kerjaan dia banyak, tapi kok tetap positive thinking terus ya dia?” Secara tidak langsung, sikap kita menjadi kesaksian bagi teman kantor kita.
Lalu, rasa syukur juga menuntun kita untuk lebih mengandalkan Tuhan. Saat kita merasa tidak mampu, itulah saatnya kita lebih dekat dengan Tuhan. 2 Korintus 12:9 mengatakan, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Jadi, saat kita lemah dan tertekan, kita bisa mengandalkan kekuatan Tuhan. Di sinilah, iman kita juga bisa dikuatkan. Bahkan, jika kita berhasil tetap kuat dala, tekanan, kita juga bisa membantu orang lain yang sedang stress karena tuntuan pekerjaan.
Tekanan itu Sementara Saja
Terakhir, ingat bahwa tekanan itu sementara. Roma 8:18 mengatakan, “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Setiap masalah di dunia ini hanya sementara dibandingkan dengan janji Allah yang abadi.
Jadi, ketika pekerjaan terasa membebani diri Anda, inilah kesempatan bagi Anda untuk berserah kembali kepada Tuhan. Dengan rasa syukur, prioritas yang benar, dan karakter yang dimurnikan, siapa tahu Anda bisa menjadi kesaksian hidup di kantor.
Selamat berjuang, semoga sukses!
Related articles:
- Karier Melesat Tanpa Menjilat: 5 Cara Meniti Karier Dengan ‘Bersih’
- “Mengapa Saya Bekerja?” Pahami Prinsip Kerja Orang Kristen
- Teman Kerja Anda Menyebalkan? Ini Solusinya
- Miliki Hati yang Bersih dengan 3 Cara Ini
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Jan 24