Keadaan yang kita hadapi dalam hidup sering tidak sesuai dengan ekspektasi ataupun harapan kita, sehingga tak jarang kita berdoa agar Tuhan mengubahkan keadaan yang sedang terjadi. Namun ketika rasanya tidak ada situasi tidak berubah, bisa jadi itu pertanda bahwa Tuhan ingin mengubah kita dalam keadaan tersebut. Lebih dari sekadar memperbaiki situasi, Tuhan peduli pada pembentukan hati, karakter, dan iman kita. Proses ini mungkin tidak mudah, tetapi pada akhirnya, ini mendatangkan kebaikan yang sejati.

Sebagaimana dikatakan dalam Roma 8:28:
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Mari kita memahami lebih dalam bagaimana Tuhan bekerja melalui setiap kejadian yang muncul dalam hidup, dan empat hal yang bisa berubah dalam diri saat kita menghadapi situasi tidak ideal.

Mengapa Tuhan Lebih Fokus Mengubah Kita?

Tuhan, sebagai Bapa yang penuh kasih, selalu ingin yang terbaik untuk anak-anak-Nya. Namun, seringkali cara-Nya tidak sesuai dengan harapan kita. Kita menginginkan kelegaan dari masalah, tetapi Tuhan ingin menggunakan masalah itu untuk mengubah kita menjadi lebih serupa dengan Kristus. Tertulis dalam Yakobus 1:2-3:
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu sukacita, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”

Melalui keadaan yang sulit, Tuhan membentuk kita agar lebih dewasa secara rohani dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar. Ketika fokus kita bukan pada situasi yang berubah melainkan pada apa yang Tuhan ingin kerjakan dalam diri, kita akan melihat rencana-Nya dengan lebih jelas.

4 Hal yang Tuhan Ubah dari Kita melalui Keadaan Sulit

Simak keempat hal yang Tuhan ubahkan dalam diri kita saat harus menghadapi keadaan sulit di luar keinginan!

1. Karakter Kita Menjadi Lebih Dewasa

Tuhan menggunakan keadaan untuk membentuk karakter kita. Sikap atau respons dalam menghadapi masalah menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Proses ini seringkali menyakitkan, tetapi hasilnya adalah karakter yang matang dan kuat.

Dalam Roma 5:3-4, Rasul Paulus berkata:
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”

Saat kita menyerahkan diri kepada Tuhan dalam situasi sulit, Dia membentuk kita menjadi pribadi yang lebih sabar, bijaksana, dan penuh kasih.

2. Hati Tetap Mampu Bersyukur dalam Segala Keadaan

Hati yang bersyukur adalah hati yang mengerti bahwa semua hal dalam hidup ada dalam kendali Tuhan. Ketika semua tidak sesuai harapan, kita diajarkan untuk tetap bersyukur; bukan karena situasinya, tetapi karena Tuhan yang memegang kendali.

Firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 5:18 berkata:
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Melalui keadaan yang tidak ideal, kita belajar melihat berkat kecil di tengah badai. Ini membuat hati kita semakin bersyukur dan percaya pada kebaikan Tuhan.

3. Ketahanan Kita Menjadi Lebih Kuat

Masalah sering kali datang untuk menguji seberapa kuat ketahanan kita. Saat kita menghadapi keadaan yang sulit dengan bersandar kepada Tuhan, kita menjadi lebih tangguh, baik secara emosional maupun rohani.

Dalam Yesaya 40:31 tertulis:
“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Tuhan membangun ketahanan kita melalui kesulitan yang terjadi dalam hidup, sehingga kita bisa menjadi kesaksian bagi orang lain saat tetap berdiri teguh walau di tengah badai.

4. Iman Kita Menjadi Lebih Dalam

Saat keadaan tidak berubah, kita dipanggil untuk tetap percaya kepada Tuhan. Proses ini memperdalam iman karena kita belajar bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat bergantung.

Dalam Ibrani 11:6, Alkitab berkata:
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”

Pertumbuhan iman tidak datang dari hidup yang selalu mulus, tetapi dari tantangan yang membuat kita terus mendekat kepada Tuhan dan percaya pada janji-Nya. Melalui segala pergumulan, percaya kepada Tuhan semakin menguatkan iman kita berakar pada-Nya.

Keadaan Sama = Tuhan sedang Membentuk Kita

Tuhan tidak selalu mengubah keadaan yang terjadi, tetapi Dia selalu mengubah kita melalui hal tersebut. Karakter, hati, ketahanan, dan iman kita dibentuk melalui situasi-situasi sulit yang kita hadapi. Ketika menyadari bahwa Tuhan bekerja untuk mengubah kita menjadi lebih serupa dengan Kristus, kita akan mampu melihat setiap keadaan sebagai kesempatan untuk bertumbuh.

Seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11:
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Percayalah bahwa rancangan Tuhan selalu baik, bahkan ketika keadaan tidak sesuai dengan harapan kita. Mari izinkan Tuhan bekerja di dalam hidup kita, mengubahkan pribadi kita menjadi lebih kuat, bijaksana, dan beriman.

Related articles:

• Melompat Lebih Tinggi, Meski Keadaannya Mustahil
• Bingung Menerapkan Penguasaan Diri? Ini 5 Kuncinya
• 5 Hal Sederhana untuk Direnungkan Agar Sukacita Menguasai Hati Anda
• 7 Ayat Alkitab Hari Ini, untuk Anda yang Sedang Lelah. Yuk, Baca Sekarang!
• Narsis Rohani: Ketika Hidup Jadi tentang Kita, namun Bukan Tuhan. Bahaya!

–

–

Last modified: Dec 3