Kekuatan dan ketahanan suatu persahabatan terletak pada kualitas koneksi antara seseorang dan sahabatnya.
Koneksi adalah rasa aman yang Anda rasakan saat Anda mengutarakan pemikiran dan perasaan Anda kepada sahabat; mengetahui bahwa mereka tidak akan mencoba untuk mengubah atau menghakimi Anda, mempercayai bahwa mereka dapat membantu dan membiarkan mereka untuk membantu apapun masalah yang Anda miliki.
Jika hal diatas mendeskripsikan hubungan Anda dengan sahabat Anda, selamat! Anda memiliki koneksi yang baik dengan sahabat Anda. Pasti banyak yang telah kalian lakukan untuk membangun, menguatkan, dan menjaga persahabatan tersebut.
Namun, kebanyakan tidak seperti itu. Kemungkinan besar Anda sedang berada dalam keadaan yang sulit, mencoba untuk memperbaiki suatu hubungan yang rusak dan berantakan, atau bahkan sudah lepas tangan dan membiarkan suatu hubungan terputus.
Saya sangat paham dengan situasi tersebut. Saya memiliki banyak hubungan persahabatan yang hancur di masa lalu. Hubungan-hubungan yang tidak berhasil karena persoalan kecil yang tidak dikomunikasikan dan diselesaikan dengan baik. Saya telah menghadapi tahun-tahun yang penuh kekesalan, kekecewaan, dan ketidak-percayaan.
Masalah yang saya hadapi saat itu adalah saya tidak tahu apa itu hubungan persahabatan yang baik (APA-nya saja tidak tahu, apa lagi dengan BAGAIMANA). Saya selalu mencoba untuk menebak kebutuhan mereka dan tidak sepenuhnya terbuka dengan keadaan saya. Saya fokus kepada apa yang saya butuhkan dari mereka. Namun, saya mulai untuk belajar memperbaiki diri dan berkomitmen. Hal itu akhirnya mengubah hubungan persahabatan saya.
Jika Anda ingin untuk membangun koneksi yang tidak hanya bertahan namun juga berbuah, saya mengajak Anda untuk menerapkan komitmen-komitmen ini dalam persahabatan Anda.
Komitmen 1: Tujuan Persahabatan adalah suatu hubungan yang aman dan penuh kasih.
Tidak ada yang memulai persahabatan dengan tujuan untuk menjadi kecewa dan akhirnya hancur. Hal yang perlu kita ingat adalah ketika kita menemukan masalah dalam suatu hubungan, kita memiliki suatu insting untuk melindungi diri sendiri. Kita akan menutup rapat-rapat diri kita dan memberi jarak antara diri sendiri dan orang lain untuk menghindari rasa sakit. Jika Anda tidak berkomitmen untuk mempertahankan tujuan dari persahabatan Anda, rasa sakit dan takut ini akan merubah tujuan persahabatan Anda dari hubungan yang aman menjadi hubungan yang putus.
Downward Spiral of Disconnection
Ada suatu fenomena yang disebut “Downward spiral of disconnection” atau spiral diskoneksi yang mengarah kebawah. Jika seseorang terluka dia akan menutup dirinya dan menjauh dari hubungan. Merasakan hal ini, orang satunya akan melakukan hal yang sama, menarik diri dari hubungan. Hal ini akan terjadi berulang-ulang dan setiap pengulangan akan membuat hubungan mereka semakin parah. Tanpa mereka sadari hubungan mereka sudah terputus. Mereka seakan berkata kepada satu dengan lainnya “Aku akan membalas apa yang kamu lakukan dengan lebih parah!”
Jika Anda berkomitmen untuk memiliki hubungan yang aman dan penuh kasih, Anda tidak akan menarik diri ketika terluka dan tidak akan membalas ketika disakiti. Anda akan ingat akan tujuan persahabatan dan berusaha untuk membangun koneksi. Anda akan berkata kepada sahabat Anda “aku akan membantumu agar kita mencapai puncak persahabatan ini bersama-sama dan aku tidak akan berhenti untuk membangun hubungan yang lebih baik ”
Membangun Kebiasaan
Membuat suatu kebiasaan yang baik sangatlah penting dalam membangun hubungan persahabatan. Saya mempunyai satu kebiasaan yang unik dengan salah seorang sahabat saya: Kami akan menelefon bahkan bertemu muka bila salah satu dari kami memiliki pikiran buruk terhadap yang lain. Kemudian kami akan menceritakan mengapa pikiran buruk itu muncul, meminta maaf, dan saling menguatkan. Kami mencoba untuk menyelesaikan semuanya sebelum lebih banyak lagi masalah yang menumpuk. Dengan itu kami mencoba untuk terus membangun hubungan yang lebih baik dengan komunikasi yang terus menerus.
Seberapa besar rasa aman yang Anda dapatkan dari sahabat Anda?
Apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan rasa aman tersebut?
Komitmen 2: Persahabatan Sejati Memenuhi Kebutuhan Satu Dengan yang Lain
Saya adalah tipe orang yang ingin kebutuhannya tersedia secara cepat dan tepat. Saya ingin diperhatikan. Semua serba saya, saya, dan saya. Seharusnya tidak seperti itu. Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan Tuhan dengan tujuan mencari, menemukan, dan membangun hubungan dengan Allah. Kemampuan untuk membangun hubungan ini juga dapat diterapkan dalam hubungan persahabatan. Suatu koneksi dua arah yang saling mengerti dan mencoba untuk memenuhi.
MANUSIA ADALAH MAHLUK SOSIAL YANG DICIPTAKAN TUHAN DENGAN TUJUAN MENCARI, MENEMUKAN, DAN MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN ALLAH. KEMAMPUAN UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN INI JUGA DAPAT DITERAPKAN DALAM HUBUNGAN PERSAHABATAN.
Needs atau Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebutuhan yang bersifat intangible atau tanpa wujud fisik. Kebutuhan dengan wujud fisik seperti pinjaman uang dan lain-lain saya yakin dengan mudah dapat kita berikan. Kebutuhan secara emosi lah yang terkadang sulit untuk dipenuhi.
Seberapa Pantas?
Saya teringat potongan lirik dari lagu “Seberapa Pantas” oleh Sheila On 7:
“Seberapa hebat kau untuk ku banggakan,
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan,
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang,
Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang”
(“Seberapa Pantas”, dari album studio 07 Des oleh Sheila on 7, label Sony BMG Indonesia)
Walaupun lagu ini mengisahkan tentang hubungan cinta, lirik lagu diatas cukup memberi gambaran akan kebutuhan emosi dalam suatu hubungan. Kebutuhan seperti rasa aman, rasa bangga, dan rasa percaya.
Terkadang kita tidak percaya bahwa seorang sahabat dapat memenuhi kebutuhan kita. “Dia pasti tidak bisa memenuhi kebutuhanku! Dia tidak akan mengerti diriku!” mungkin Anda sering berpikiran seperti ini kepada sahabat Anda namun ingatlah bahwa mental seperti inilah yang harus Anda jauhi. Seseorang yang telah berkomitmen untuk membangun persahabatan yang sehat akan siap untuk memenuhi kebutuhan dari sahabatnya. Dia akan sadar bahwa suatu hubungan akan menjadi lebih baik dengan kebutuhan yang saling terpenuhi. Dia akan membantu sejauh apa yang ia mampu.
Apa kebutuhan sahabat Anda?
Apa yang Anda dapat lakukan untuk memenuhinya?
Sejauh apa Anda akan melakukannya?
Komitmen 3: Persahabatan Berarti Belajar Mendengar, Berkata jujur, dan Menyesuaikan Diri.
Ibarat sinyal putus-putus yang mengganggu sesi telepon, Anda akan sulit untuk memenuhi kebutuhan sahabat bila pertukaran informasi tidak terjalin dengan lancar. Selama bertahun-tahun saya memiliki asumsi terhadap sahabat-sahabat saya dan banyak dari asumsi tersebut terbukti salah. Asumsi tidak akan membantu apa-apa bahkan lebih sering menyulut masalah. Saya belajar untuk menjadi orang yang berbeda, saya mencoba untuk mendengar dan bertanya. Dari situ rasa aman serta percaya mulai muncul di kedua pihak.
Langkah Pertama
Hubungan yang baik dimulai dari kemampuan untuk secara jujur mengutarakan apa yang terjadi di hati dan pikiran Anda kepada sehabat. Bukan berarti blak-blakan tanpa melihat situasi namun berkata jujur dalam kasih seperti yang dikatakan di Efesus 4:15
SEBALIKNYA, MENGATAKAN KEBENARAN DALAM KASIH, KITA AKAN BERTUMBUH DALAM SEGALA HAL KEPADA DIA, YANG ADALAH KEPALA, YAITU KRISTUS.
Hal ini sama pentingnya dengan kemampuan untuk mendengar apa yang seorang sahabat coba katakan kepada anda, baik secara tersurat maupun tersirat, kemudian membantu memenuhi apa yang dia butuhkan. Terkadang mendengar lebih baik dari pada memberi nasihat.
Mencoba untuk Mengerti
Dalam proses untuk mencoba memenuhi kebutuhan seseorang, Anda akan dihadapkan pada situasi dimana Anda harus menyesuaikan diri Anda. Diri saya bukanlah orang yang mudah untuk menunjukan rasa sayang atau affection. Saya ingat ketika saya mencoba untuk membangun hubungan dengan satu orang sahabat, saya harus menyesuaikan diri saya dengan dirinya yang banyak membutuhkan bantuan secara emosi. Saya belajar untuk mendengar curhatannya (hingga merelakan diri menginap dirumahnya karena dia curhat sampai larut malam), belajar untuk memberikan nasehat tanpa terkesan menggurui, dan saya belajar untuk melihat hidup dari sudut pandang dirinya yang melankolis. Dengan cara tersebut saya berusaha untuk menunjukan affection saya kepadanya.
Saya ingin sejajar dengan dirinya, menjadi sahabat yang siap membantunya menjadi pribadi yang lebih baik. Saya tidak melakukannya dengan sempurna tetapi saya akan melakukan apa saja yang saya bisa agar hubungan dengannya menjadi lebih baik. Hingga saat ini kami masih bersahabat, bahkan lebih erat dari sebelumnya.
Kadang-kadang kita takut bahwa dengan berkata jujur atau terbuka akan merusak hubungan yang ada. Ini adalah hal yang sangat salah! Ingatlah bahwa Anda sedang membangun hubungan yang didasari oleh rasa aman, bukan rasa takut. Ibarat obat pahit yang harus diminum agar sembuh, keterbukaan sangatlah penting untuk hubungan yang lebih baik.
Apa yang menahan Anda untuk terbuka kepada sahabat Anda?
Komitmen-komitmen diatas adalah pedoman yang mengajarkan dan membantu saya dalam membangun persahabatan yang tidak terpisahkan. Tujuan yang jelas, saling memenuhi kebutuhan, dan terus belajar untuk berubah memang tidak mudah – namun persahabatan yang tidak terpisahkan akan menjadi harta yang tak ternilai dalam hidup Anda dan dalam hidup sahabat Anda. (RCW)
–
Related Articles:
- Membangun Kebersamaan Di Dalam Komunitas
- Seberapa Pentingnya Komunitas Rohani?
- Persahabatan Sejati yang Tuhan Sukai
- Waspadai Hal-Hal Kecil yang Merusak Persahabatan
- 3 Kriteria Sahabat yang Membangun: Seru dan Menyenangkan!
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Jun 20